Kabupaten Bima, Kahaba.- Meski Kecamatan Tambora termasuk kategori daerah terpencil, tak berarti para Pendidiknya mendapatkan tunjangan daerah terpencil. Seperti dirasakan sejumlah Guru Tidak Tetap (GTT) di SDN Tambora.
Mereka belum pernah sekalipun menikmati tunjangan daerah terpencil seperti Guru yang mengabdi di kecamatan lainnya. Salah satunya Sugeng Purnomo. Bersama dua teman lainnya, Sugeng mengaku telah mengabdi sebagai GTT di SDN Tambora lebih dari delapan tahun.
Namun, belum pernah ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Bima melalui Dinas Dikpora terkait tunjangan daerah terpencil.
“Terlalu jauh mungkin kalau kami menginginkan diangkat menjadi PNS. Kami hanya ingin sedikit diperhatikan oleh pemerintah. Minimal mendapat tunjangan-tunjangan yang mestinya bisa didapatkn oleh Guru Tidak Tetap,” ungkapnya kepada Kahaba.net, Selasa (29/9) siang.
Kata dia, sumber insentifnya selama mengabdi hanya didapat dari dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) sejumlah Rp.700 ribu. Itupun diterima dalam waktu sekali tiga bulan. Padahal, di SDN Tambora hanya ada satu PNS yaitu Kepala Sekolah. Jadi, mutlak tanggungjawab GTT lah untuk mengajar dan mendidik para siswa.
“Kami pernah diberi insentif mulai dari Rp.300 ribu pertiga bulan, terus naik Rp.500 ribu pertiga bulan dan sekarang menjadi Rp.700 ribu pertiga bulan,” akunya.
Sementara tunjangan daerah terpencil, baik Ia dan rekan-rekan seprofesinya tak satupun yang mendapatkan. Karenanya, Sugeng berharap, Pemerintah Kabupaten Bima memberikan perhatian untuk SDN Tambora.
“Bicara terpencil, SDN Tambora benar-benar tempatnya sangat terpencil di Kabupaten Bima. Dengan adanya tunjangan terpencil, kami juga bisa lebih maksimal dalam mengajar dan kebutuhan rumah tangga sedikit terpenuhi,” tambahnya.
*Ady