Kabar Bima

Usai Anaknya Meninggal, Jurianto Ngamuk di PKU Muhammadiyah

457
×

Usai Anaknya Meninggal, Jurianto Ngamuk di PKU Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Jurianto, ayah bayi yang meninggal saat proses melahirkan Minggu (7/5) lalu mengamuk di PKU Muhammadiyah Kota Bima, Selasa (9/5) pagi. Luapan emosi itu sebagai buntut kekecewaan Jurianto karena PKU Muhammadiyah tidak memberikan data lengkap hasil observasi perawatan istrinya, Emi Fatirahmi. (Baca. Diduga Kelalaian Petugas Medis PKU Muhammadiyah, Bayi Meninggal Dunia)

Usai Anaknya Meninggal, Jurianto Ngamuk di PKU Muhammadiyah - Kabar Harian Bima
Jurianto, ayah bayi yang meninggal di PKU Muhammadiyah. Foto: Eric

Pria asal Kelurahan Paruga ini mengaku, petugas medis setempat terkesan mempersulit dirinya saat meminta hasil observasi perawatan istrinya yang melahirkan. Awalnya data yang diminta tidak diberikan dengan alasan merupakan rahasia rumah sakit. (Baca. Ini Jawaban Singkat Wadir PKU Muhammadiyah Soal Bayi Meninggal

Jurianto pun naik pitam dan mengamuk melihat sikap rumah sakit yang dinilai apatis tersebut. Setelah terus mendesak, PKM Muhammadiyah pun memberikan hasil observasi yang dimintan. Namun, Ia kecewa karena hasil observasi yang diberikan justeru tak lengkap.

“Saya kecewa karena PKU Muhammadiyah terkesan mempersulit, awalnya tidak diberikan. Setelah didesak, baru memberikan data. Tapi data yang diberikan juga tidak lengkap,” akunya. (Baca. Dikes Sikapi Kematian di PKU Muhammadiyah)

Ia juga menyorot, dalam laporan hasil observasi itu tiga bidan yang menangangi seolah kompak menulis dengan data yang sama persis. Menurut Jurianto, hal ini sangat aneh dan janggal.

“Gak mungkin tiga orang bidan dimaksud tulisannya sama. Jangan sampai ini dimanipulasi,” tudingnya.

Karenanya, Jurianto meminta kepada pihak RS PKU Muhammadiyah Kota Bima untuk menghadirkan tiga bidan tersebut untuk dimintai klarifikasi agar mengetahui benar atau salahnya tulisan tersebut.

Menanggapi hal itu, Wakil Direktur RS PKU Muhammadiyah Kota Bima Imran Syafrudin menjelaskan, soal hasil observasi yang dituding oleh suami pasien tidak lengkap, ia mengaku itu versi yang bersangkutan.

“Kami sudah memberikan hasil observasi lengkap kepada pasien,” ujarnya.

Soal manipulasi data yang diindikasikan suami pasien, Imran mengaku tidak ingin berkomentar banyak soal itu.

“Benar atau salahnya nanti kita buktikan di pengadilan,” elaknya.

*Kahaba-04