Kabupaten Bima, Kahaba.- BUMDes Menara Desa Rada Kecamatan Bolo dinilai tidak jelas keberadaan dan penggunaan anggaran tahun 2017. Karenanya, sejumlah pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Bontoranu (GEMA) Desa Rada Kecamatan Bolo menggelar audiensi bersama BUMDes setempat, Kamis (30/8).
Ketua GEMA Ruslin mengatakan, sejak dibentuk tanggal 19 Januari 2017 sekitar pukul 13.30 Wita sampai sekarang BUMDes Menara Desa Rada belum menunjukan progres kerja, keberadaanya pun dinilai tidak jelas. Padahal badan usaha milik desa tersebut, di tahun 2017 telah menyerap anggaran dana desa sebesar Rp 50 juta.
“Itu uang negara, bukan main-main harus jelas penggunaannya,” sorot Ruslin.
Menurut dia, harusnya anggaran sebesar itu sudah bisa dikelola dan dapat menunjukan progres kemajuan untuk desa. Seperti diketahui, sekian persen dari pendapatan BUMDes diperuntukan kepada desa untuk membangun desa.
Namun, hingga usianya yang sejauh ini, BUMDes Desa Rada tidak juga menunjukan kemajuan dan kontribusi untuk desa. Hal itu diketahui lewat pernyataan Kepala Desa Rada pada rapat laporan tahunan Bumdes Menara Desa Rada pada tanggal 07 Juli 2018 sekitar pukul 10.52 Wita di aula kantor Desa Rada.
“Waktu melaporkan beberapa bulan lalu, laporannya ditolak karena tidak lengkap dan tidak jelas,” bebernya.
Karenanya, keberadaan BUMDes Menara Desa Rada harus menjadi perhatian bersama dan perlu diperjelas sebagaimana asas pembangunan desa yang juga berasaskan transparansi. Pihaknya meminta kepada BUMDes Menara agar melakukan pelaporan dan LPJ penggunaan anggaran tahun 2017 tersebut dengan baik dan transparan.
“Bahkan mirisnya, BUMDes Menara ini tidak memiliki sekretariat yang jelas, maka patut dipertanyakan keberadaan mereka,” kritiknya.
Mereka pun meminta kepada BUMDes Menara untuk transparan dan memberikan data yang jelas mengenai penggunaan anggaran tersebut berikut dengan nama-nama peminjam uang BUMDes Menara, jika dipinjam warga.
“Kalau tidak, kami patut menduga bahwa uang tersebut telah masuk dikantong pengurus BUMDes,” duganya.
Sementara itu, Ketua BUMDes Menara Desa Rada Sahwan mengatakan, anggaran BUMDes jelas dipegunakan untuk usaha BUMDes. Semua uang telah dicairkan dan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dengan sistem pemberian bantuan usaha.
“Ada yang bikin kue kami kasih, ada yang tukang kayu juga dan diberikan kepada petani yang butuh pupuk dan obat-obatan,” jelasnya.
Ia pun meminta maaf kepada masyarakat karena pihaknya belum memberikan laporan yang jelas dan benar. Hal itu dikarenakan pihaknya belum bisa membuat laporan dengan baik dan benar.
“Beri kesempatan kami untuk belajar,” inginnya.
*Kahaba-10