Kota Bima, Kahaba.- Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bima dinilai arogan dan semaunya sendiri mengambil setiap keputusan. Sorotan tersebut diutarakan langsung oleh Sekretaris dinas setempat Siti Asmah.
“Bapak kepala dinas itu arogan, bekerja sesuka hatinya saja. Saya sebagai sekretaris, tidak pernah dianggap sebagai mitra kerja,” kesalnya, Rabu (12/12).
Asmah mengungkapkan, ia sebagai sekretaris jarang pernah diundang rapat agenda program dan kegiatan kerja. Saat ada kegiatan pun, dirinya tidak pernah dilibatkan.
“Saya kadang menerima honor saja, tapi tidak tahu teknis kegiatan apa saya lakukan,” katanya.
Yang lebih parah lagi kata mantan Sekretaris Bakesbangpol tersebut, selama program kerja tahun 2018 jarang diberangkatkan ke luar daerah. Karena sebagai sekretaris, ia tentu tahu sistem kerja yang ada di dinasnya. Bahkan beberapa bidang yang memiliki tugas, semua diambil alih kepala dinas.
“Selama setahun ini pula, kepala dinas tidak pernah menyodorkan dokumen pengelolaan anggaran,” ungkapnya.
Asmah menjelaskan, dirinya sebagai sekretaris juga sebagai Pejabat Pelaksana Tekhnis Kegiatan (PPTK), wajib mendapat informasi terkait agenda kegiatan dan program kerja. Tapi selalu dihalangi oleh kepala dinas untuk memperoleh informasinya.
Atas beberapa perilaku tersebut, dirinya telah melaporkan kepada BKPSDM dan juga Sekda Kota BIma. ia meminta kepada kepala daerah agar Kepala DPPKB dievaluasi kinerjanya.
“Agar semuanya terang benderang, pejabat yang lebih tinggi bisa memanggil semua pejabat di DPPKB. Agar bisa mengungkap sikap dan perilaku dia,” tegasnya.
Tidak saja Asmah, Kabid PPID Hj Nurwahidah juga mengungkapkan hal yang sama. Banyak sikap acuh yang dilakukan kepala dinas. Diantaranya saat kegiatan pencanangan kampung KB, kepala dinas tidak mau terlibat langsung dalam kegiatan dan terkesan acuh tak acuh.
Tapi setelah panitia dari Provinsi NTB memberikan arahan dan pencerahan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program daerah yang harus disukseskan bersama, baru mau bekerja dengan serius.
Yang terbaru lagi kata dia, kegiatan pembinaan kader KB yang seharusnya ada di bidangnya. Justeru tidak ada koordinasi dan komunikasi. Saat kegiatan, justeru yang diundang tidak terdapat PPKBD yang merupakan bagian dari bidang kerja.
“Saat menanyakan lewat group WA OPD, justeru kepala dinas mengeluarkan kalimat yang tidak beretika. “Diam Kamu”. Tentu bahasa tersebut tidak bijak diungkapkan oleh seorang Kadis,” kutipnya.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kota Bima H Suriadi yang dimintai klarifikasi membantah semua tuduhan yang dilontarkan bawahannya. Sebab selama menjabat, dirinya selalu melibatkan anak buahnya untuk mengikuti agenda rapat.
“Bukan hanya rapat, saya juga tetap memberangkatkan anggotanya bila ada kegiatan yang dilakukan masing-masing bidang. Karena mereka teknisnya,” ucapnya.
Suriadi mengakui bahwa di tahun ini perjalanan dinasnya cukup sering, hanya saja tidak bisa mendelegasikan kepada sekretaris karena saat itu masuk sengketa Pilkada. Sehingga tidak mungkin memberangkatkan karena masih melakukan klarifikasi terkait pemilihan legislatif.
Dia justeru menuding sekretaris asal bicara, karena bisa jadi ada unsur tidak suka terhadap dirinya menjadi kepala dinas. Kemudian terkait telah melaporkan ke BKPSDM dan Sekda, dirinya menganggap itu hal lumrah.
“Lapor saja, yang jelas saya telah bekerja dengan baik. Meskipun saat ini telah menyetujui keberangkatan sekretaris ke Kota Mataram,” tuturnya.
Mantan Kepala Dikbud tersebut menambahkan, terkait pernyataan Kabid PPID Nurwahidah juga dirinya enggan berkomentar jauh. Sebab seharusnya di internal kantor, dapat diselesaikan dengan komunikasi bersama. Jika sudah keluar begini, akan berdampak kurang baik.
“Tidak boleh asal lapor, seharusnya bisa dibicarakan baik-baik dulu,” tambahnya.
*Kahaba-04