Kabar Bima

Muntah Darah, Sejak 3 Tahun Lalu Irawan Rayakan Lebaran dengan Terbaring Sakit

518
×

Muntah Darah, Sejak 3 Tahun Lalu Irawan Rayakan Lebaran dengan Terbaring Sakit

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Saat umat muslim sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah dengan suka cita, Dita Irawan (23) warga Dusun Ndongo Desa Ntoke Kecamatan Wera justru harus melewati hari-hari bahagia dengan derita di tempat tidur.

Muntah Darah, Sejak 3 Tahun Lalu Irawan Rayakan Lebaran dengan Terbaring Sakit - Kabar Harian Bima
Irawan terbaring sakit. Foto: Ist

Putra ke 2 dari pasangan Sumarni dan M Nur itu
Sejak 3 tahun lalu mengidap penyakit muntah darah dan paru-paru basah. Keterbatasan ekonomi membuat keluarga Irawan pasrah dengan keadaan remaja tersebut.

Sehari-hari Irawan harus merasakan sakit yang luar biasa. Sekujur tubuhnya panas dan bisa seketika menggigil lalu diikuti muntah darah.
Sejak 3 tahun lalu, Irawan pernah sekali dirawat di RSUD Bima dengan menggunakan BPJS yang ia miliki. Beberapa hari dirawat tim dokter memperbolehkan Irawan untuk pulang karena dianggap sudah membaik.

Tapi siapa sangka, tidak lama setelah dari RSUD Bima kondisi Irawan justru semakin memburuk. Ia lebih sering merasa sakit dan muntah darah.
Kedua orang tuanya hanya berprofesi sebagai buruh tani. Pendapatan sehari-hari hanya cukup untuk makan saja. Apalagi, sejak setahun terakhir penyakit Rematik yang dialami Sumarni juga semakin memburuk. Bahkan sudah tidak bisa berjalan.

Kondisi itu membuat ayah kandung Irawan M Nur pasrah dan hanya merawat putranya tersebut di rumah saja. Meskipun memiliki BPJS, biaya hidup dan akomodasi selama berobat sangat sulit didapat.

“Yang merawat dia, hanya saya. Ibunya sudah tidak bisa jalan,” ujarnya pada media ini, Rabu (5/6).

Melihat keadaan anaknya, M Nur seringkali meneteskan air mata. Apalagi pada Hari Raya Iduk Fitri seperti sekarang ini.

“Saya sering nangis. Kasihan, harusnya dia bisa bermain dan bahagia seperti teman-temannya,” ungkapnya.

Dengan keadaan tersebut dia berharap ada dermawan atau keterbukaam hati pemerintah untuk melihat keadaan Irawan. Sehingga putranya tersebut bisa dirawat secara medis dan disembuhkan.

“Semoga ada yang berkenan membantu kami,” harapnya.

Ia memberkan, sejauh ini belum ad perhatian pemerintah yang mereka dapat. Baik pemerintah desa, kecamatan, apalagi kabupaten.

“Belum pernah ada bantuan atau dijenguk,” bebernya.

*Kahaba-10