Kota Bima, kahaba.- Sejumlah wilayah di pesisir teluk Bima terendam oleh banjir rob (air pasang) semenjak tiga hari yang lalu (9/4). Terjangan banjir menyebabkan sejumlah petani tambak merugi selain itu dikhawatirkan genangan air laut yang kotor karena bercampur sampah akan berpotensi menimbulkan penyakit.
Di desa Talabiu kecamatan Woha dilaporkan sebagian besar petambak bandeng mengalami gagal panen akibat tambak mereka diterjang oleh banjir rob yang melimpasi tanggul. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta mengingat puluhan petak tambak kini seperti danau raksasa akibat ketinggian banjir yang melewati tanggul. Untuk meminimalkan kerugian petani terpaksa memanen secara dini bandeng-bandeng yang masih bisa dijaring dari tambaknya dan dijual ke pasar dengan harga dibawah standar.
Sedangkan di Kota Bima dapat dilaporkan banjir rob sudah memasuki wilayah pemukiman di Kelurahan Tanjung dan Melayu sejak tiga hari yang lalu. Sekitar 200 rumah di Kelurahan Tanjung digenangi air laut setinggi lutut orang dewasa dengan daerah yang paling terdampak yaitu Lingkungan Guda, Pali, dan Sumbawa Barat.
Lurah Tanjung, Iskandar Zulkarnain, S.S.Tp ketika ditemui wartawan Kahaba menyatakan secara umum aktivitas warga tidak terganggu akibat fenomena alam ini. “Warga Tanjung khususnya yang berlokasi di pinggir pantai hampir setiap tahun mengalami banjir rob, dengan terjadinya pasang naik beberapa hari ini mereka masih bisa beraktivitas tanpa halangan yang berarti karena sudah mempersiapkan tempat tinggalnya,” jelasnya.
Lebih lanjut Iskandar mengungkapkan kendati genangan air belum mengganggu keseharian warganya, namun demi alasan kesehatan agar sedapat mungkin masyarakat bisa mengurangi aktivitas pada daerah yang tergenang air. Air laut yang bercampur dengan aneka sampah yang kotor berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. [BQ]