Kota Bima, Kahaba.- Selain berencana memanfaatkan eks lahan relokasi banjir di Kelurahan Sambinae, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima juga bakal memakai arena pacuan kuda di kelurahan yang sama untuk pembangunan Kampus IAIN. (Baca. Arena Pacuan Kuda Sambinae Dipakai Pembangunan Kampus IAIN)
Keinginan itu disampaikan Sekda Kota Bima H Mukhtar Landa beberapa waktu lalu. Sementara jika ada ada event pacuan kuda di Kota Bima nanti, masih bisa menggunakan Arena Pacuan Kuda Panda Kabupaten Bima. (Baca. Pelantikan Walikota dan Wawali Bima Terpilih Direncanakan di Pacuan Kuda Sambinae)
Lantas bagaimana tanggapan masyarakat terkait rencana tersebut, sementara sejak awal pemerintah melalui Walikota dan Wakil Walikota Bima Lutfi-Feri memprioritaskan pengembangan sektor pariwisata dan budaya, termasuk pacuan kuda yang memiliki akar budaya yang kuat. (Baca. Event Pacuan Kuda di Sambinae, Persiapan 90 Persen)
Syahrul, warga Sambinae yang ditanya media ini mengaku ingin kedua – duanya. Kampus IAIN dibangun di Sambinae. Pun demikian dengan pacuan kuda, tetap digelar di arena pacuan kuda Sambinae.
“Arena ini jangan diubah jadi kampus. Pacuan tetap di sini. Kampus juga tetap di Sambinae, tapi cari lokasi lain,” inginnya. (Baca. 725 Peserta Ikut Pacuan Kuda Sambinae, Walikota Bima Lepas Secara Resmi)
Menurut dia, semua warga Kota Bima yang hobi dengan olahraga ini bahagia Kota Bima memiliki arena pacuan kuda, karena lokasinya dekat dan mudah dijangkau. Bahkan pemerintah pusat juga sudah tahu ada arena pacuan kuda di Sambinae.
“Kalau bisa cari tempat lain untuk bangun kampus, jangan ganggu lokasi pacuan. Karena ada pacuan masyarakat untung, begitu juga kampus,” jelasnya. (Baca. Pacuan Kuda, Even Tahunan Kota Bima dan Diatur Perda)
Sama halnya dengan Aris, warga Sambinae yang kini berjualan di sekitar arena pacuan kuda. Dirinya pun menaruh harapan agar pemerintah tidak merubah arena pacuan kuda ini menjadi kampus.
Sebagai warga yang memiliki kuda pacuan, ia merasa diuntungkan dengan adanya arena ini. karena jika harus pergi latihan pacuan kuda di Panda, harus keluarkan ongkos ratusan ribu. Itu pun untuk seekor kuda.
“Daripada jauh, lebih baik di Sambinae. Kami warga Sambinae juga diuntungkan dengan arena ini, ada pemasukan,” terang Aris.
Setali tiga uang, warga Sambinae yang lain Syaiful juga mengutarakan hal yang sama. Semenjak ada arena pacuan kuda di Sambinae, ada peningkatan ekonomi. Warga bisa berjualan, memanfaatkan parkir.
“Artinya ada pendapatan masyarakat. Jangankan saat ada lomba, sewaktu latihan saja tetap ada pemasukan,” bebernya.
Ketiga orang warga tersebut pun sepakat, jika ada niat pemerintah membangun kampus, tidak memanfaatkan arena pacuan kuda tersebut. Tetapi mencari lahan lain yang tidak menganggu arena olahraga itu.
“Kan banyak lahan lain, tidak harus menganggu arena ini. Cari tempat lain saja,” tambah mereka.
*Kahaba-01