Kabupaten Bima, Kahaba.- Pemerintah Kabupaten Bima melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar gladi lapangan, sebagai simulasi menghadapi erupsi Gunung Sangeang Api, Kamis (11/12).
Kegiatan itu dilaksanakan selama satu hari dengan simulasi kondisi layaknya saat Gunung Sangiang Api mengalami erupsi.
Bupati Bima yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Bima Drs. H. Abdul Wahab yang bertindak sebagai Inspektur Upacara mengatakan, letusan besar Gunung Sangeang Api tanggal 30 Mei 2014 lalu menjadi pelajaran berharga akan pentingnya mitigasi bencana letusan gunung berapi agar terhindar dari jatuhnya korban jiwa.
“Simulasi Gladi Lapang evakuasi dan penyelamatan warga penting dan harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab jika suatu saat benar-benar terjadi letusan, warga sudah waspada dan tahu harus berkumpul dimana, dijemput dimana dan mengungsi dimana serta mengetahui secara menyeluruh proses evakuasi korban bencana,” ucapnya melalui Rilis yang disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bima, M. Chandra Kusuma AP.
Kegiatan ini merupakan suatu rangkaian dari sebuah proses penguatan kelembagaan yang difasilitasi oleh BNPB dan Pemkab Bima melalui BPBD Kabupaten Bima. Gladi lapang yang digelar hari ini merupakan salah satu ikhtiar bersama untuk mengantisipasi kejadian bencana yang dapat sewaktu-waktu datang. Sebab, pengetahuan tentang tanggap darurat, rekonstruksi dan rehabilitasi, sangat perlu dalam penanggulangan bencana.
Selain itu, kata H. Abdul Wahab perlu juga dipahami oleh seluruh elemen bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan bersama antara pemerintah dan masyarakat serta dunia usaha. Simulasi juga untuk mendorong peran serta masyarakat untuk mengurangi sedikit mungkin terjadinya resiko bencana. Selain itu, informasi seputar penanganan erupsi gunung Sangeangapi harus terus disampaikan kepada masyarakat. Agar masyarakat terdampak dapat mengetahui bagaimana dan apa yang harus dilakukan apabila terjadi erupsi.
Dijelaskannya, rangkaian kegiatan ini merupakan implementasi dari kegiatan penyusunan rencana kontigensi, yang sewaktu waktu dapat diaktivasi menjadi Prosedur tetap (PROTAP) dalam menghadapi erupsi gunung berapi.
“Rencana ini Insya Allah pada waktunya nanti akan ditindaklanjuti serta dituangkan dalam sebuah Peraturan Bupati sebagai instrumen penanganan bencana di daerah,” katanya.
Untuk itu pada kesempatan yang baik ini, mewakili Bupati Bima dirinya berharap, agar seluruh elemen yang terlibat dapat mengikuti kegiatan ini secara sungguh sungguh dan dapat bersinergi serta mengetahui peran masing-masing apabila terjadi bencana.
“Kita berharap, pasca Gladi lapang ini akan terwujud kesiapsiagaan dan kerja sama antar seluruh elemen yang ada dalam menghadapi bencana erupsi Gunung Sangiang Api sehingga dapat mengurangi dampak bencana”. Tutup H. Abdul Wahab.
Gladi lapang dipusatkan di lapangan Desa Sangiang Wera, para peserta Gladi Lapang yang terdiri dari unsur TNI/POLRI, SAR, PMI, Rescue, Tagana, TRC, Desa Tangguh Bencana nampak sibuk melakukan tugas masing-masing ihwal aktivitas Gunung Sangiang Api. Mereka berkoordinasi dengan tim di lapangan melalui telepon dan alat komunikasi lainnya.
Setiap satuan terlihat melakukan pelatihan teknis bagaimana menghadapi masalah penanggulangan bencana, terutama koordinasinya. Dengan laporan dari lapangan, kemudian bagaimana koordinasi untuk memerintahkan anggotanya untuk mengatasinya.
Pelatihan selama satu hari ini sangat mirip dengan situasi aslinya. Berbagai laporan, mulai dari prabencana, yakni terjadinya gempa-gempa tektonik, saat status Gunung Sangiang Api meningkat, kemudian saat meletus, sampai setelah bencana.
*Bin/Hum