Kabupaten Bima, Kahaba.- Hujan di wilayah Kecamatan Bolo dan Madapangga dan sekitarnya turun lebih lama, Minggu kemarin. Air di sungai pun meluap dan merendam gudang penggilingan padi milik Hasmin warga RT 17 Dusun 05 Desa Bolo. Kerugian ditaksir sekitar ratusan juta.
Warga yang ada di TKP Amirudin mengatakan, banjir datang tidak tiba-tiba. Akibatnya, padi dan beras di penggilingan padi milik Hasmin terbawa arus air. Banjir tersebut merupakan kiriman daerah pegunungan So Donggo, Ruhu, Dam Kala, Sera Nae.
“Tapi sebelumnya juga di wilayah hukum Bolo dan Madapangga terjadi instensitas hujan tinggi sekitar 2 jam,” ujarnya.
Kata dia, selain mengakibatkan padi dan beras terseret air, banjir juga merobohkan tembok pagar sekitar 30 meter.
Menurutnya, bencana seperti ini mungkin sudah dianggap biasa oleh pemerintah. Pasalnya, sudah jelas banjir bandang terjadi akibat pembalakan liar, namun belum ada kebijakan pemerintah mengantisipasi atau melarang penggundulan hutan.
“Banjir seperti ini akibat hutan gundul. Tapi tidak ada kebijakan yang konkrit yang dilakukan pemerintah,” ungkap Amirudin.
Pemilik gudang penggilingan padi Hasmin H Ibrahim mengatakatakan, kerugian yang dialaminya akibat banjir tersebut diperkirakan mencapai Rp 200 juta. Beras dan padi yang direndam dan dibawa arus banjir dipastikan mencapai puluhan ton.
“Selain itu ada 30 sak semen yang disimpan di gudang juga dibawa banjir,” bebernya.
Kerugian lain juga dialami Arifin, memiliki beras, gabah kering dan dedak yang disimpan di gudang penggilingan itu, ikut direndam dan dibawa banjir.
“Kerugian memang cukup banyak. Selain milik saya, juga ada milik Arifin,” ungkapnya.
Pasca kejadian itu, pihak BPBD ikut membantu pengangkutan padi yang masih bisa diselamatkan. Sementara arus lalu lintas sempat macet.
*Kahaba-10