Hukum & KriminalKabupaten Bima

Bawa Parang, Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Bima

929
×

Bawa Parang, Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Bima

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Beredar video salah seorang keluarga pasien membawa senjata tajam berupa parang ngamuk – ngamuk di ruangan IGD RSUD Bima. Video berdurasi puluhan detik itu memperlihatkan seorang pria mengenakan jaket memaki petugas medis dan ngamuk karena merasa tidak puas dengan pelayanan.

Bawa Parang, Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Bima - Kabar Harian Bima
Tangkapan layar video yang membawa parang dan ngamuk d RSUD Bima. Foto: Ist

Dalam video itu, pria dimaksud awalnya memprotes pelayanan rumah sakit setempat. Berselang kemudian, ngamuk – ngamuk dengan kondisi di tangannya sedang memegang parang. Terlihat juga sejumlah perawat yang ketakutan dan berusaha menghindar atau keluar dari ruangan tersebut.

Humas RSUD Bima H Muhammad Akbar yang dikonfirmasi media ini menceritakan, awalnya ada pasien rujukan dari Puskesmas Woha menggunakan ambulance masuk IGD sekitar jam 01.30, Minggu (14/8). Pasien dengan luka panah tersebut datang didampingi seorang perawat dan 2 orang keluarganya.

“Tapi kondisi pasien saat masuk stabil dengan vital sign dalam batas normale,” ujar Akbar.

Kemudian pada pukul 01.35 Wita, pasien di rontgen dan diambil darahnya untuk periksa Laboratorium. Setelah pulang dari radiologi, datang seorang lagi keluarga pasien minta untuk segera dilakukan operasi.

Dokter yang jaga malam lalu menjelaskan bahwa tindakan operasi harus melalui beberapa tahapan, termasuk ambil darah, rontgen, swab antigen dan dikonsulkan ke dokter Spesialis Bedah

“Saat mau dilakukan swab antigen, keluarga pasien menolak dan minta segera diakukan tindakan operasi,” ungkapnya.

Sekitar pukul 02.30 Wita, dokter jaga IGD mengonsultasikan kondisi pasien ke dokter Spesialis Bedah dan hasilnya akan dilakukan tindakan operasi pukul 09.00 Wita. Namun keluarga pasien tetap meminta agar dipercepat.

Pada pukul 07.30 Wita sambung Akbar, perawat memberikan penjelasan lagi kepada keluarga pasien dan meminta untuk menandatangani persetujuan tindakan operasi. Perawat menjelaskan bahwa pasien sudah siap untuk dilakukan operasi, tinggal menunggu panggilan dari ruang operasi.

Namun keluarga pasien tetap tidak sabar, kemudian ngamuk dan mengeluarkan parang dengan mengancam dokter serta perawat IGD.

“Saat kejadian itu keluarga pasien tersebut sudah sempat menebas box tempat status pasien di atas nurse station,” tambahnya.

*Kahaba-01