Kabar Bima

BKR Kelurahan Sadia Sosialisasi Bahaya Narkoba

358
×

BKR Kelurahan Sadia Sosialisasi Bahaya Narkoba

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Khawatir adanya peredaran gelap narkoba, kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) Kelurahan Sadia menggelar sosialisasi bahaya narkoba dengan Tema “Selamatkan Generasi Muda dari Jeratan Bahaya Narkoba”, di lapangan olahraga kelurahan setempat, Kamis (27/12).

BKR Kelurahan Sadia Sosialisasi Bahaya Narkoba - Kabar Harian Bima
Sosialisasi bahaya narkoba oleh BKR Kelurahan Sadia. Foto: Deno

Kegiatan tersebut dihadiri Kasat Narkoba Polres Bima Kota IPTU Heri Susanto, pihak BNNK Bima, Anggota DPRD Kota Bima Agus Wirawan, BKKBN, Ketua FPKT Kota Bima Diah Perfitasari dan Pengusaha Ulet Jaya Imam Wibowo.

Ketua Panitia pelaksana Indra Sudirman mengatakan, sosialisasi bahaya narkoba digelar untuk memberikan pemahaman dasar pada masyarakat Kelurahan Sadia, terutama generasi muda. Bahwa sesungguhnya narkoba itu sangat membahayakan dan merenggut masa depan.

Selain itu, kegiatan dimaksud dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian sosial. Sehingga output yang diinginkan, genrasi muda seperti siswa, mahasiswa dan pemuda Kelurahan Sadia tidak terlibat penyalahgunaan narkoba dan tidak terlibat peredaran gelap narkoba.

“Saya berharap anak muda menjauhi bahaya dan virus narkoba,” harapnya

Sementara itu Kasat Narkoba Polres Bima Kota IPTU Heri Susanto menyampaikan, bahaya virus narkoba sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh. Narkoba bisa menimbulkan kelainan jiwa, tutur kata yang tidak terarah, perilaku yang berbeda dengan orang kebanyakan.

Tidak hanya itu, terlibat dalam peredaran gelap narkoba akan mendapatkan hukuman yang berat, mulai dari  penjara yang bertahun-tahun, hingga hukuman mati.

“Jangan dekati narkoba, mari satukan tekad untuk melawan narkoba. Jangan biarkan narkoba merajalela di negara kita,” imbaunya.

Perwakilan BNNK Bima Arif Munandar mengatakan, narkoba sudah ada sejak zaman 2000 tahun sebelum Masehi. Narkoba pertama adalah opium yang berada di Iran bagian selatan. Seiring dengan berkembangnya zaman, oleh dokter dari Belanda meracik opium tersebut menjadi morfin.

“Sekitar Tahun 1874, dokter dari Inggris meracik morfin tersebut menjadi heroin. Dan narkoba itu digunakan untuk kebutuhan perang,” ungkapnya.

Sedangkan narkoba masuk ke Indonesia kata dia, sekitar Tahun 1970-an, melalui kedatangan bangsa Cina. Sekarang Indonesia merupakan wilayah empuk yang ditargetkan oleh para bandar narkoba internasional. Karena bandar dari Indonesia membeli narkoba di negara Cina dengan harga yang tinggi, dibandingkan dengan negara yang lain.

Menurut dia, peredaran narkoba akan mengancam hancurnya kehidupan generasi bangsa. Polri dan BNNK sangat membutuhkan bantuan TNI dan seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama memberantas narkoba. Karena di Indonesia sudah beredar 73 jenis narkoba.

“Indonesia menjadi peredaran jenis narkoba terbanyak di dunia, dibandingkan dengan negara lain. Pemasok narkoba di Indonesia adalah bandar dari negara China, Taiwan, Belanda, dan Malaysia,” sebutnya.

*Kahaba-05