Kabupaten Bima, Kahaba.- Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika Sultan Muhammad Salahuddin Bima memprediksi kemarau yang terjadi di wilayah NTB khususnya wilayah Bima dan Dompu, termasuk yang paling lama.
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima Lavia Pareta A mengatakan, kondisi dinamika atmosfer menunjukkan posisi matahari pada gerak semu tahunan berada pada ekuator menuju ke Belahan Bumi Selatan (BBS). Hal tersebut menyebabkan wilayah Bima dan Dompu menerima radiasi matahari dalam intensitas yang lebih tinggi.
“Kondisi kelembaban udara wilayah Bima dan Dompu berada dalam kondisi kering dari lapisan 700-200 hPa, menyebabkan tutupan awan di wilayah Bima dan Dompu tidak signifikan,” paparnya, Jum’at (4/10).
Kata dia, akibatnya pemanasan matahari yang diterima wilayah Bima dan Dompu dalam kondisi maksimal, sehingga suhu udara mengalami kenaikan.
“Untuk kondisi musim kemarau saat ini diprediksi terjadi lebih panjang. Sebenarnya untuk puncak kemarau sudah terlewati kemarin pada bulan Agustus-September, namun saat ini kondisi enso masih berada dalam kondisi netral,” terangnya.
Tak hanya itu, kondisi suhu yang mengalami kenaikan tersebut juga mempengaruhi tekanan udara sekitar wilayah Bima dan Dompu, dimana wilayah yang dimaksud memiliki tekanan udara yang lebih rendah dan mengakibatkan kecepatan angin di wilayah ini meningkat.
“Kondisi suhu muka laut di sekitar perairan NTB masih menunjukan lebih dingin dibandingkan dengan normalnya. Sehingga untuk pembentukan awan dan potensi terjadi hujan wilayah Bima dan Dompu masih rendah,” jelasnya.
*Kahaba-07
