Kota Bima, Kahaba.- Abdul Haris, ASN yang kini mengabdikan diri di Puskesmas Jatibaru Kota Bima membuat obat herbal untuk meningkatkan imun tubuh, agar tidak terpapar Pandemi Sars Covid-19. Obat herbal yang diberi nama Sari Buah Jambu Sampodo (Jambu Mente) tersebut telah banyak diproduksi dan dibagikan ke masyarakat melalui sosialisasi yang sudah mulai dilakukan.
Supaya dikenal luas masyarakat, Haris mulai melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan mengusung Tema “Pentingnya Peningkatan Iman dan Imun Sebagai Jawaban Pandemi Sars Covid-19” di wilayah Kecamatan Asakota. Kegiatan dimaksud memanfaatkan jamaah masjid di antara waktu Magrib dan Isya.
Kegiatan imani yang menjadi program baru diterapkan oleh Puskesmas Jatibaru itu, dalam rangka menunjang program-program lain. Karya baru tesebut dikemas melalui pemberian informasi tentang kesehatan dan sudah berjalan lebih dari 1 tahun yang lalu, atau tepatnya sejak Agustus tahun 2021.
Minggu malam (4/9) di Masjid Lingkungan Lela. Usai sholat Magrib, Haris di hadapan puluhan jamaah masjid menjelaskan, persoalan kesehatan dewasa ini menjadi pembicaraan yang hangat semua kalangan. Kasus yang biasa tidak pernah absen dari media adalah Covid-19. Seantero dunia berkomentar betapa bahaya dan beresikonya apabila sudah tertular atau terinfeksi Virus Corona ini.
“Sering kita mendengar keluhan masyarakat tentang kebenaran kematian akibat Covid-19, bahkan ada yang tidak percaya jika Covid-19 ganas,” ujarnya dengan pengeras suara.
Berangkat dari itu, dirinya selaku petugas kesehatan di Puskesmas Jatibaru membuat terobosan dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan, berkolaborasi degan ceramah agama. Kepada masyarakat dijelaskan pemanfaatan tanaman atau buah yang dapat meningkatkan iman dan imun.
Diakui lulusan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, konsep penerapan kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan, yaitu pendekatan secara kekeluargaan dengan system ala Promkes, dengan cara ceramah agama dan penyuluhan Tanaman Obat Keluarga (Toga) sekaligus pemberian Minuman Sari Buah Mente.
“Kami sudah berencana kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli 2021 hingga Desember 2022. Mengabarkan kepada masyarakat, pentingnya mengonsumsi obat herbal ini agar bisa terus menjaga imun tubuh,” katanya.
Menurut dia, berbicara penyakit atau penyebab penyakit, paling tidak berbicara tentang obat atau zat yang dapat mengobati, atau zat yang dapat meningkatkan imun. Zat yang dapat meningkatkan imun inilah yang terdapat dalam paduan Sari Buah Mente. Dan yang paling membahagiakan masayarakat di wilayah Kecamatan Asakota, banyaknya dijumpai tanaman tersebut di areal pegunungan Jatibaru.
Dirinya juga menjelaskan, petunjuk penggunaan Sari Mete terkombinasi adalah setiap sediaan 1 botol, dapat diminum secara langsung dengan kondisi sebelum atau sesudah makan. Tidak berefek iritasi terhadap kondisi lambung dan sangat baik di minum dalam keadaan suhu normal ataupun dalam keadaan dingin.
“Usai minum obat herbal yang kami berikan kepada para jamaah masjid, akan merasakan badan segar, tidak merasakan sakit ulu hati setelah mengkonsumsi sebelum makan bagi penderita gangguan lambung (gastritis). Kemudian yang mengaku kadar kolesterol tinggi, hipertensi, letih, lemah, lesu, kurang bergairah, badan selalu kedinginan juga merasakan segar,” ungkapnya.
Di hadapan para warga yang hadir di masjid tersebut, Haris juga mengajak setiap komponen masyarakat untuk senantiasa mencegah terbentuknya penyakit, dengan melakukan tindakan preventif melalui peningkatan keimanan dalam peribadatan dan peningkatan imun, dari pada mengobati penyakit.
Ia juga memberi keyakinan pada masyarakat bahwa berdo’a kepada sang kholiq lebih utama sebelum melangkah kepada aspek yang lain. Mindset masyarakat perlu diubah, agar lebih mengutamakan penggunaan tanaman obat keluarga atau herbal sebagai peningkatan imun, sebagai alternative dari pada obat-obatan berbahan sintetis atau kimia.
“Melalui kegiatan ini kami dari tim Puskesmas Jatibaru berharap, setelah pertemuan ini, kita bisa bersama – sama dapat menerapkan pola hidup sehat, agar dapat membangkitkan imun melalui penggunaan tanaman yang ada di sekitar kita. Sehingga dapat bertahan dengan kondisi prima. Meski dihadapkan dengan berbagai macam jenis virus, terutama varian dari Virus Covid-19,” pungkasnya.
Program Terapi Imani yang juga perpaduan penyampaian pesan kesehatan dari sudut keagamaan melalui Ceramah Agama dan Peningakatan IMUN (imunitas) melalui Herbal. 2 pesan ini adalah sangat tepat disampaikan, melihat kondisi saat ini pada umumnya manusia selalu memperhatikan tingkat kesembuhan penyakit oleh obat semata, sementara sang Khaliq Allah Wa Jalla di kesampingkan.
Pada kesempatan yang sama, melalui kupasan yang sampaikan penceramah agama yaitu Al Ustad Wahyudin. Penentu kesembuhan adalah atas keridhoaan sang pencipta, Dia-lah yang memiliki penyebab sakit dan Dia pulalah yang mengangkat atau menyembuhkan penyakit.
Kemudian sang Inovator memperkuat bahwa sebuah Herbal yang disajikan atau yang dibuat ataupun obat itu hanyalah sebagai media, walaupun secara ilmiah dapat menyembuhkan, tetapi tanpa seizin-Nya itu semua tidak akan terjadi.
Wahyudi menyampaikan, herbal yang dikenal masyarakat dalam penyampaian itu yang dimaksud adalah Sari Buah Jambu Sampodo, terkombinasi Jambu Sampodo (Mete) merupakan buah tanaman tropis yang dapat tumbuh subur di daerah kering, sekalipun tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah yang dingin, namun masyarakat Jatibaru lebih suka.
“Jenis tanaman ini tidak membutuhkan banyak perawatan. Buah jambu ini banyak ditemukan di ladang warga, karena memang jadi komoditi unggulan warga saat musim kemarau, karena biji jambunya memiliki nilai jual tinggi di pasaran. Oleh karenanya warga lebih cenderung memanfaatkan bijinya,” tambah Ustadz.
*Kahaba-01