Kabar Kota Bima

Inovasi “Madu Penting Mas” Jadi Andalan PKM Paruga Tekan Angka Stunting

17
×

Inovasi “Madu Penting Mas” Jadi Andalan PKM Paruga Tekan Angka Stunting

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Berupaya menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Rasanae Barat, jajaran Puskesmas (PKM) Paruga menunjukkan komitmen dan kinerja optimal melalui berbagai intervensi spesifik di bidang kesehatan.

Petugas PKM Paruga saat turun sosialisasi inovasi Madu Penting Mas untuk turunkan stunting. Foto: Ist

Salah satu inovasi unggulan yang dikembangkan adalah Manajemen Terpadu Penanganan Stunting di Puskesmas atau dikenal dengan sebutan “Madu Penting Mas”.

Penanggung jawab Klaster IV sekaligus Petugas Gizi PKM Paruga, Fauzan Mahfuz menjelaskan, program percepatan penurunan stunting merupakan prioritas nasional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.

Target penurunan stunting secara nasional adalah 14 persen pada tahun 2024, dan PKM Paruga ikut berkontribusi untuk mencapai sasaran tersebut di tingkat daerah.

“Di Puskesmas Paruga, kami telah melakukan berbagai intervensi spesifik, mulai dari pendampingan pemberian ASI eksklusif untuk bayi usia 0–6 bulan, pendampingan MPASI untuk balita usia 6–23 bulan, hingga edukasi gizi melalui kelas balita dan ibu hamil,” ujar Fauzan, Jumat 13 Juni 2025.

Selain itu, pihaknya juga rutin memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis bahan lokal untuk ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK), balita gizi kurang, hingga balita yang mengalami stunting. Untuk kasus yang lebih berat, penanganan dilakukan melalui layanan rawat inap di Puskesmas Paruga.

Salah satu inovasi yang menjadi andalan adalah “Madu Penting Mas”, yakni model penanganan terintegrasi bagi balita stunting. Program ini melibatkan lintas tenaga medis mulai dari kader posyandu, petugas gizi, perawat hingga dokter, untuk memberikan perhatian dan perawatan khusus terhadap balita yang mengalami masalah gizi.

“Berdasarkan data terbaru, jumlah balita stunting terus menunjukkan tren penurunan. Pada Maret tercatat 123 kasus, April turun menjadi 115, dan Mei hanya tersisa 111 kasus,” ungkapnya.

Fauzan menegaskan, penurunan angka stunting ini merupakan hasil kerja keras tim kesehatan di lapangan, yang secara konsisten memberikan pelayanan, intervensi gizi yang tepat, dan edukasi kepada masyarakat.

Ia berharap, inovasi ini bisa terus berjalan secara berkelanjutan dan menjadi contoh praktik baik bagi puskesmas lainnya di Kota Bima dalam mendukung pencapaian target nasional penurunan stunting.

*Kahaba-04