Kota Bima, Kahaba.- Hasil penjaringan honorer kategori II (K2) di instansi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bima diindikasi sarat rekayasa. Tenaga honor yang layak terjaring disisihkan, dan diganti dengan orang-orang baru yang disinyalir memiliki koneksi pada orang penting saat pendataan tersebut. Keluarnya empat nama yang dinilai tidak pantas ditetapkan, mengundang kekecewaan tenaga honorer yang telah mengabdi lebih lama.
Indikasi rekayasa penjaringan honorer K2 di BPN Kab. Bima, menyeruak pasca ditetapkannya daftar nama yang lolos penjaringan. Pasalnya, dari 4 orang nama yang ditetapkan, yakni, Agus, Harmailis, A. Farid, dan Arina merupakan tenaga honorer yang tergolong baru bekerja namun berhasil menyisihkan banyak tenaga honorer lainnya yang lebih dahulu mengabdi. Bahkan ada satu orang yang menjadi tenaga honor sejak tahun 1994 lalu, namun tak masuk dalam penjaringan honorer kategori dua.
Dari 4 nama tersebut, dua diantaranya yaitu Agus dan Harmailis diketahui merupakan suami istri yang notabene menantu dan anak dari mantan Kasubag TU BPN Kabupaten Bima, Drs. H. Ramli HM. Sidik. Diduga nama mereka mudah masuk dalam penetapan Tenaga Honorer K2 karena faktor nepotisme, apalagi mereka tergolong baru mengabdi dan itupun jarang masuk kerja. “Keduanya jarang masuk kantor, lagipula mereka menjadi honor masih sangat baru,” ujar sumber yang tidak ingin ditulikans namanya. Begitu pula dengan A. Farid dan Arina, mereka menjadi honor di kantor setempat terbilang baru, tapi terjaring masuk K2. “Yang membuat kami di sini heran, anak dan menantunya H. Ramli bisa terjaring, kami menilai penjaringan K2, curang,” tudingnya.
Ia mengakui tidak sedikit biaya yang dikeluarkan bersama teman-temannya. Sejak pendataan awal untuk Kategori 1 (K1) saja, mereka sudah mengorbankan sejumlah uang. Namun karena K1 sudah ditetapkan dan yang terjaring hanya satu orang, maka mereka disarankan lagi untuk mengurus pengusulan tenaga honor K2. Saat itu semua tenaga honor setempat, kembali mengeluarkan uang untuk penjaringan K2. “Kita sudah keluar uang banyak, jutaan malah. Tapi K2 yang terjaring malah orang-orang yang tidak pernah hadir kerja dan tenaga honor baru,” ketusnya.
Plt. Kasubag TU BPN Kabupaten Bima, H. Muhlis, SH, yang kami temui di ruangannya, Senin (23/4), saat ditanyakan mengenai masalah ini juga mengaku heran. Muhlis mengungkapkan, pengusulan untuk tenaga honor dilakukan sejak tahun 2011 lalu, sewaktu Kasubag TU dijabat oleh Drs. H. Ramli HM. Sidik. Jumlahnya, mencapai puluhan orang. Namun, yang terjaring hanya empat orang. “Saya tidak tahu pasti masalah ini, karena saya baru menjabat sebagai Plt Kasubag TU. Namun yang pasti, hasil K2 ini tak hanya membuat kaget tenaga honor, tapi juga hampir seluruh pegawai yang ada di BPN Kabupaten Bima,” ujarnya.
Lanjutnya, karena dinilai ada yang salah dengan hasil pendataan itu, Kepala BPN Kabupaten Bima, beberapa hari kemarin sudah berangkat ke BPN Provinsi, untuk melakukan klarifikasi hasil penjaringan, dan mencari tahu kenapa bisa empat orang tersebut yang namanya keluar untuk K2. Padahal yang bekerja aktif dan honor lama, tidak sedikit. “Kemungkinan besar juga Pak Kepala akan ke pusat dengan agenda yang sama, klarifikasi hasil penjaringan itu,” imbuhnya. Ia menambahkan, semoga saja keberangkatan Kepala BPN ke Wilayah dan Pusat, dapat diketahui dengan jelas, siapa yang sebenarnya tenaga honor yang memang berhak untuk masuk dalam K2. [BS]