Kabar Kota Bima

Data Terkini Stunting Mpunda, Penatoi dan Manggemaci Tertinggi, PKM Terus Intervensi Gizi

86
×

Data Terkini Stunting Mpunda, Penatoi dan Manggemaci Tertinggi, PKM Terus Intervensi Gizi

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Kasus stunting di Kota Bima masih menjadi perhatian serius pemerintah. Seperti di Kecamatan Mpunda saja, hingga April 2025 jumlah balita terindikasi stunting di wilayah ini tercatat sebanyak 159 kasus, berdasarkan rekap data dari Puskesmas (PKM) Paruga.

Puskesmas Mpunda. Foto: Bin

Kepala Puskesmas Mpunda Rita Astuti mengungkapkan, data tersebut merupakan akumulasi dari kasus lama tahun 2024, ditambah dengan kasus baru yang ditemukan selama awal tahun 2025.

“Totalnya saat ini ada 159 balita stunting yang tersebar di seluruh kelurahan di wilayah Kecamatan Mpunda. Usianya berkisar 0 hingga 5 tahun,” jelas Rita, Rabu 11 Juni 2025.

Ia pun merincikan data stunting per kelurahan di Kecamatan Mpunda, Kelurahan Penatoi 28 kasus, Matakando 20 kasus, Monggonao 9 kasus, Lewirato 9 kasus, Mande 18 kasus, Sadia 12 kasus, Santi 12 kasus, Panggi 9 kasus, Sambinae 19 kasus dan Kelurahan Manggemaci sebanyak 23 kasus.

Rita mengungkapkan, meskipun angka tersebut cukup tinggi, upaya penanganan akan lebih dimaksimalkan mulai bulan Juni 2025, yang tidak hanya menyasar balita stunting, tetapi juga balita gizi kurang, ibu hamil berisiko, serta balita yang mengalami gangguan pertumbuhan seperti berat badan tidak naik.

“Program penanganan akan dimulai Juni ini, dengan intervensi seperti pemberian makanan tambahan bergizi, distribusi telur, edukasi gizi kepada orang tua dan pendampingan intensif terhadap keluarga berisiko,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk rekap data bulan Mei hingga Juni masih dalam proses pengumpulan, dan akan diperbarui untuk memastikan semua sasaran intervensi tertangani dengan tepat.

Menurutnya, sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memastikan upaya penurunan stunting berjalan efektif. PKM Paruga juga akan terus menjalin kolaborasi dengan kelurahan, kader posyandu, serta OPD terkait lainnya.

“Stunting tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan saja. Diperlukan peran semua pihak, dari keluarga hingga pemerintah, untuk menurunkan prevalensinya secara signifikan,” pungkas Rita.

*Kahaba-01