Kota Bima, Kahaba.- Reses hari ketiga, anggota DPRD Daerah Pemilihan (Dapil) III menyerap aspirasi di Kecamatan Raba. Kegiatan yang dilaksanakan di Kelurahan Kodo, Rabu (17/12) itu diikuti perwakilan masyarakat di tujuh kelurahan Kecamatan setempat.
Salah satu anggota dewan Syamsuri mengatakan pelaksanaan reses wajib dilaksanakan tiga kali dalam setahun, dengan tujuan menggali aspirasi rakyat.
“Karena tugas kami mengabdikan diri untuk rakyat, kami kembali ke konstituen untuk menyerap aspirasi rakyat,” katanya.
Reses secara bergilir ini, diharapkan mampu menjawab segala kebutuhan yang diprioritaskan oleh rakyat.
Lalu, Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Syahbuddin menyatakan, tanpa dukungan dari rakyat, sembilan anggota dewan di Dapil III tidak bisa berada di lembaga legislatif.
“Setelah terpilih, kami diwajibkan untuk kembali ke rakyat, mendengarkan keluhan dan usul saran rakyat. Agar bisa dilayani dengan baik,” ujarnya.
Dia juga berharap, ada masukan yang positif, untuk dijadikan pijakan dalam mengambil keputusan. Karena selama ini, proses pembangunan di Kota Bima masih terjadi kesenjangan.
“Pembangunan di kota ini tidak berpijak pada daftar kebutuhan, tapi lebih pada ke keinginan. Untuk itu, serap aspirasi dari bawah dapat mendorong terwujudnya pemerataan pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Saat prosesi dialog, banyak harapan dan keinginan yang disampaikan oleh masyarakat setempat. Seperti tokoh masyarakat dari Kelurahan Kodo, H. M. Yusuf, selain menyorot nasib Puskesmas Rasanae Timur yang tidak bisa dimanfaatkan, dirinya juga mempertanyakan masalah bedah rumah yang acapkali tidak tepat sasaran.
“Selama ini kita hanya membahas dan memberi bantuan untuk bedah rumah, tapi tidak pernah sama sekali membahas dan membantu warga yang tidak memiliki rumah,” sorotnya.
Warga lain dari Kelurahan Lampe, Abdul Khalik, meminta agar dibangun satu SMA di wilayah timur, agar aksesnya lebih mudah untuk masyarakat yang berada di pelosok timur.
“Masyarakat di lampe juga 90 persen petani. Untuk kebutuhan air, masih menggunakan mesin, mohon dibangunkan DAM, agar petani tidak kesulitan air,” pintanya.
Sementara Mukhtar, warga Kelurahan Kumbe berharap pemerintah memberi lapangan olahraga, agar masyarakat tidak bermain bola di terminal.
Menjawab harapan itu, Syamsuri menjelaskan, soal Puskesmas Rasanae Timur yang tidak ditempati karena terbelit masalah hukum. Kendati pihak-pihak terkait telah dihukum, namun masih ada pertimbangan lain dari Pemerintah Eksekutif. “Nanti akan kita koordinasi dengan pihak eksekutif terkait masalah Puskesmas itu,” janjinya.
Untuk bedah rumah, disebutkannya sudah dialokasikan sebanyak 108 rumah untuk di bedah di Kota Bima, dan bantuan dari Provinsi sebanyak 166 rumah.
“Mengenai sasaran dan warga yang mendapatkannya, itu menjadi kewenangan Dinas terkait. Tapi nanti akan tetap kami awasi, agar tepat sasaran sesuai hajatan awal,” jelas Nazamudin, duta PKPI.
Mengenai Lapangan olahraga di Kumbe, menurut dia, jika ada lahan maka akan diupayakan dan koordinasi dengan Peemrintah Eksekutif.
H. Armansyah menambahkan, aspirasi masyarakat tersebut akan tetap diperjuangkan dengan maksimal. Hanya saja, merealisasikannya butuh waktu. “Kehadiran kami lebih banyak mendengarkan, bukan kami yang banyak berbicara,” jelasnya.
Menjawab keinginan adanya SMA di wilayah Timur, anggota dewan lain M. Irfan MSi mengatakan, upaya itu sudab dilakukan dengan Dinas Dikpora Kota Bima, mendorong SMA 6 untuk menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah Timur, namun tidak dimanfaatkan dengan baik. “Tahun lalu saja, hanya dua orang yang mendaftar,” tambahnya.
*Bin