Kota Bima, Kahaba.- Dua unit mobil Ranger produksi tahun 2010 milik Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian Kabupaten Bima, diketahui berbulan-bulan di terlantar bengkel akibat kerusakan. Padahal kendaraan dengan usia yang tergolong muda ini memiliki anggaran tersendiri untuk pemeliharaannya.
Sebagaimana pantauan Kahaba di salah satu bengkel yang berlokasi di Lingkungan Pane, mobil Ranger berwarna hitam milik Dinas Kehutanan Kabupaten Bima teronggok begitu saja dengan bernomor polisi berplat hitam di parkiran halaman bengkel. Petugas bengkel mengatakan, kendaraan itu telah lebih dari enam bulan berada di situ.
Mobil khusus untuk medan berat buatan pabrikan Ford Amerika Serikat ini mengalami kerusakan serius pada bagian mesinnya, sehingga tidak bisa diperbaiki tanpa mengganti onderdil tersebut. “Kami belum bisa memperbaikinya, karena pemiliknya belum membawa sparepart pengganti,” ujar salah satu montir di bengkel tersebut.
Pada bengkel lainnya di kawasan Ama Hami Kelurahan Dara, Ford milik Dinas Pertanian mengalami nasib yang sama. Ia terlantar selama berbulan-bulan di tempat itu tanpa adanya usaha untuk memperbaikinya. Mobil seharga Rp 250 juta per unit itu seakan dibiarkan begitu saja.
Entah sampai kapan, mobil yang dibeli dengan harga mahal dengan menggunakan APBD Kabupaten Bima tersebut bisa dioperasikan seperti biasanya. Di tengah sorotan atas keinginan Pemkab menambah kendaraan roda empat baru, membiarkan mobil keluaran tahun 2010 itu terlantar di bengkel tentunya menjadi sebuah ironi tersendiri dan tidak sesuai dengan prinsip efisiensi anggaran.
Kadis Kehutanan, Ir. Thamrin yang dihubungi pada hari senin (14/1/2013) mengungkapkan, saat mobil lapangan itu rusak beberapa bulan yang lalu pihaknya tidak memiliki cukup anggaran untuk memperbaikinya. Ia menampik tudingan telah menelantarkan mobil dinas itu, onderdil yang dibutuhkan untuk memperbaikinya akan segera didatangkan dari Surabaya pada tahun anggaran ini. ”Kami akan memperbaiki tahun ini karena sudah ada anggarannya,“ujarnya.
Mobil lapangan keluaran tahun 2010 itu diakui Thamrin rusak karena selalu dioperasikan pada medan yang berat dengan intensitas pengoperasian yang tidak pernah istirahat. “Karena tuntutan tugas, mobil ini sering dipakai menempuh perjalanan jauh dengan lintasan yang berat, jadinya ya cepat rusak,” akunya.
Menjawab pertanyaan tentang adanya anggaran rutin pemeliharaan mobil dinas yang tidak digunakan untuk memperbaiki mobil yang ‘tertidur’ di bengkel itu, Thamrin mengaku anggaran itu memang ada. Namun lanjutnya, besaran anggaran tidak mencukupi untuk melakukan perbaikan atas kerusakan berat seperti yang dialami mobil Ford Ranger itu. Anggaran perawatan yang disediakan selama ini, hanyalah perawatan ringan semisal untuk ganti ban dan biaya operasioanl BBM saja.
Lain pula alasan Kepala dinas Pertanian, Ir. Nurdin. Ditemui pada hari yang sama, ia mengungkapkan biaya perbaikan kendaraan dinas selalu tersedia di dinasnya. Namun untuk mengaktifkan kembali armada itu diakuinya sulit, karena onderdil pengganti yang rusak sulit diperoleh. “Wajarlah, mobil keluaran amerika, “singkatnya.
Selama mobil lapangan itu rusak, kedua pejabat ini mengaku tetap turun ke lapangan dengan menggunakan mobil lain yang tersedia di instansinya masing-masing. [AS/BQ]