Kota Bima, Kahaba.- Pasca puluhan guru melayangkan surat mosi tidak percaya untuk Kepala SMAN 5 Kota Bima, karena kepala sekolah (Kepsek) setempat yang dinilai arogan dan tidak transparan mengelola dana BOS. Kini muncul dinamika terbaru, karena 6 dari puluhan guru setempat yang namanya tertuang dalam surat mosi tidak percaya mengaku tanda tangan mereka dipalsukan oleh oknum. (Baca. Dinilai Arogan dan Diduga Selewengkan Dana BOS, Puluhan Guru Desak Copot Kepala SMAN 5)
Guru SMAN 5 Kota Bima RD mengaku, ia tahu bahwa tanda tangannya di palsukan pada mosi tidak percaya itu setelah disodori dan ditanya oleh kepala sekolah. Padahal sebenarnya, ia tidak pernah melakukan itu.
“Saya tidak pernah memberikan tanda tangan, apalagi soal polemik di sekolah tidak tahu sama sekali, karena itu bukan urusan saya. Saya guru, tugasnya mengajar dan bukan bikin gaduh,” tegas RD, Sabtu (23/3).
Guru lainnya DJ juga mengungkapkan hal yang sama. Bahwa terbitnya surat mosi tidak percaya tersebut, ia justeru tidak berada di sekolah. Karena saat itu, harus merawat anaknya yang sedang sakit.
“Setelah memperhatikan juga melalui surat yang diserahkan kepala sekolah, itu bukan tanda tangan saya. Jauh sekali bedanya berdasarkan KTP saya. Tanda tangan saya dipalsukan,” katanya.
Hal senada juga dibeberkan oleh guru lainnya NI, SR dan LH, apa yang tertuang dalam surat mosi tidak percaya tersebut bukan tanda tangan asli mereka. Setelah dikroscek, semua tanda tangan mereka dipalsukan.
“Dengan adanya kejadian ini, kami sepakat akan bertemu dengan beberapa guru lainnya juga. Siapa tahu tanda tangan mereka dipalsukan juga, atau bahkan dalam pengaruh paksaan,” bebernya.
Kemudian guru lainnya FN menceritakan, beberapa pekan sebelum munculnya polemik di sekolah. Dirinya pernah dimintai tandatangan oleh oknum guru pada sepucuk surat yang tidak pernah diminta untuk di baca sebelumnya.
“Karena saya baru tahu bahwa itu surat mosi tidak percaya, saat ini juga saya menarik kembali dukungan dalam menandatangani mosi tidak percaya tersebut,” tandasnya.
Ketika ditanyakan apakah ke-6 guru tersebut akan menempuh jalur hukum, karena pemalsuan tanda tangan. Mereka belum bisa menyimpulkan, karena harus bertemu dan urung rembuk terlebih dahulu.
Sementara itu Kepala SMAN 5 Kota Bima Erot Sutianah menambahkan, dengan adanya pengakuan sejumlah guru tersebut, mulai menguatkan dirinya tidak seperti yang dituduhkan. Bahkan akan terus menggali informasi demi menguak apakah benar surat mosi tidak percaya ini ditanda tangani oleh guru atau sengaja dipalsukan.
*Kahaba-04