Kabar Kota Bima

Ikut Kompetisi Inovasi Tingkat Nasional, DPPKB Kolaborasi dengan Dikes

678
×

Ikut Kompetisi Inovasi Tingkat Nasional, DPPKB Kolaborasi dengan Dikes

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB)  berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan (Dikes), menggagas inovasi Kasama Weki Ndai dan Aplikasi Foker dalam Integrasi Penanganan Stunting (Kaki Si Foker Intens) untuk mengikuti kompetisi inovasi pelayanan publik tingkat nasional tahun 2022.

Ikut Kompetisi Inovasi Tingkat Nasional, DPPKB Kolaborasi dengan Dikes - Kabar Harian Bima
Kepala DPPKB Nurjanah didampingi Sekretaris Hj Dewi Triyani Saat Kegiatan Sosialisasi Inovasi Kaki si Foker Intens. Foto: Eric

Kegiatan yang dihelat di aula kantor dinas setempat, Rabu (13/4)) dihadiri Kepala DPPKB Nurjanah, Sekretaris Hj Dewi Triyani, Kabag OPA Setda Ihya Gazali, pemateri Hidayaturahman serta sejumlah pejabat OPD terkait.

Nurjanah menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen dua lembaga pemerintah dalam menyusun dan membuat inovasi. Untuk DPPKB dinamakan Si Foker dan dari pihak Dikes itu disebut Kaki Intens, sehingga dipadukan menjadi Kaki Si Foker Intens.

“Untuk aplikasi Si Foker ini memuat menu terkait penuntasan permasalahan remaja, dan dibuat sesuai kebutuhan dengan tampilan yang keren sesuai selera remaja saat ini,” jelasnya.

Aplikasi Si Foker ini kata mantan Kabag Ekonomi tersebut, diharapkan mampu hadir sebagai metode pendekatan pada remaja. Melalui pengembangan sistem informasi yang cepat dan akurat, serta mampu menampung ide dan kreatifitas remaja yang sehat, cerdas dan ceria.

“Guna mensukseskan program inovasi inipula, tentu membutuhkan peran serta orang tua. Melalui penerapan pola asuh yang tepat dalam pembentukan karakter remaja, termasuk berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan penanggulangan stunting pada calon pengantin atau dalam hal ini remaja,” katanya.

Sementara itu, penggagas inovasi Kaki Intens Hidayaturahman yang juga perwakilan dari Dikes menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kolaborasi yang digagas DPPKB. Tentu ini menjadi motivasi sekaligus pemantapan untuk mengikuti kompetisi inovasi pelayanan publik tingkat nasional tahun 2022.

Dia memaparkan, terkait penanganan stunting sendiri untuk saat ini masih bersifat parsial, yaitu hanya dari sisi sektor kesehatan yang menanganani hal tersebut. Padahal yang terbesar dalam penanganan stunting adalah keterlibatan seluruh stakeholder lain.

“Dengan adanya kolaborasi dan kerjasama yang baik antara DPPKB dan Dikes, kami optomis penanganan stunting di daerah bisa terprogram dan terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Hidayaturahman menambahkan, ada beberapa tahapan penting dalam penanganan stunting yang bisa dilakukan. Di antaranya yaitu Kasabua Ade, yang memiliki makna adanya kesamaan ide, komitmen serta memahami tujuan dan arah kegiatan penanganan penurunan stunting. Sehingga tumbuh kesadaran kolektif pemangku kepentingan untuk secara bersama, dalam upaya penurunan prevalensi stunting.

Kemudian tahapan lainnya yaitu Kasama Karawi yang bermakna adanya integrasi pelaksanaan penanganan stunting di Kota Bima. Yaitu penurunan angka stunting yang memerlukan keikursertaan

banyak pihak, lintas sektor yang saling terkait dan lintas program sehingga mampu mewujudkan sinergisitas, dalam percepatan penanggulangan stunting di Kota Bima, sehingga hasilnya lebih optimal.

“Kemudian ada Kataho Sama Ra Karawi atau integrasi perbaikan dan pemantapan. Serta aplikasi Si Foker sebagai media sosialisasi, pembelajaran, informasi serta pelibatan publik, yang terdiri dari dua menu yaitu generasi remaja menonton dan bilik konseling,” tambahnya.

*Kahaba-04