Kota Bima, Kahaba.- Untuk kesekian kalinya, Pemerintah Kota Bima tercatat sebagai daerah yang menghasilkan beragam inovasi. Kali ini di Tahun 2023, Kota Bima masuk nominasi Top Inovasi Pelayanan Publik oleh pemerintah pusat melalui KementerianPAN-RB.
Kota Bima dengan Inovasi KAWANGI KOPI TB (Kawara Angi Koalisi Organisasi Profesi Indonesia Tuberculosis), merupakan karya tim inovasi dari Dinas Kesehatan Kota Bima. Inovasi ini salah satu nominasi Top Inovasi Nasional dari 238 inovasi yang diseleksi KemenPAN-RB.
Tim Panel Independen akan melakukan sidang untuk menentukan finalis Top Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023 terhadap nominasi finalis Top Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2023.
“Dari sekian peserta inovator yang diikutsertakan Pemkot Bima, alhamdulillah ada terwakilkan yang diinisiasi oleh teman-teman di Dinas Kesehatan,” kata Kepala Bappeda dan Litbang Kota Bima Adisan, pada acara sosialisasi dan pemantapan dukungan Inovasi KAWANGI KOPI TB di ruang rapat utama Bappeda dan Litbang Kota Bima, Jumat 23 Juni 2023.
Ia menuturkan, inovasi KAWANGI KOPI TB yang dihasilkan memiliki tujuan dan maksud yang baik bagi masyarakat. Untuk mendukungnya, tentu harus ada daya dukung lebih baik dari pemerintah daerah.
“Kami Pemkot Bima akan mendukung.
Dalam APBD Perubahan kita akan akomodir,” ujarnya.
Sekretaris Dikes Kota Bima Syafrudin mengharapkan dukungan semua elemen untuk memperkuat agar inovasi KAWANGI KOPI TB bisa tembus juara nasional.
“Inovasi KAWANGI KOPI TB dijadikan nominasi oleh pemerintah pusat, karena inovasi ini merupakan isu nasional yang menjadi pusat perhatian,” katanya.
Inovator KAWANGI KOPI TB, Zulkaidah menjelaskan, lahirnya inovasi KAWANGI KOPI TB dilatarbelakangi karena penyakit TB masih merupakan masalah baik di dunia maupun di Indonesia, lebih khusus lagi di Kota Bima.
“Penyakit dengan beban yang sangat tinggi, Indonesia menempati urutan kedua di dunia dengan beban TB yang tinggi ada 959.000 dengan kematian 441.000,” sebutnya.
Zulkaidah melanjutkan, penemuan kasus NTB tahun 2022 masih sangat rendah yaitu baru mencapai 41,50 persen dari estimasi kasus sebesar 20.830. Sementara, Kota Bima untuk cakupan penemuan kasus Tahun 2022 baru mencapai 52,68 persen dari target 837 kasus atau baru ditemukan sebesar 441 kasus. Sedangkan target nasional sebesar 90 persen.
“Dengan melihat beban TB yang tinggi dan cakupan TB Kota Bima yang belum memenuhi target, maka lahir sebuah ide atau gagasan untuk membantu pemerintah Kota Bima menurunkan beban TB yaitu sebuah Inovasi yang bernama KAWANGI KOPI TB,” ujarnya.
Zulkaidah menerangkan, KAWANGI merupakan akronim dari Kawara Angi yang artinya mengingatkan kepada semua profesi lingkup kesehatan.
“Apa yang perlu diingatkan? yaitu tugas dan tanggung Jawab moral dalam membantu pemerintah Kota Bima agar masyarakat terbebas dari penyakit TB,” tandasnya.
KOPI atau Koalisi Organisasi Profesi Indonesia, lanjut dia, artinya sebuah wadah berkumpulnya semua organisasi profesi di lingkup kesehatan. yaitu IDI, PPNI,IBI, PATELKI, IAI, IAKMI, HAKLI, PERSAGI, PROMKES, PENATA RONTSEN, ATEM.
“Sementara arti TB adalah Tuberkulosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tertulosis,” pungkas pria yang akrab disapa Pak Zul ini.
*Kahaba-01