Kota Bima, Kahaba.- Sembrawut, kata itu mungkin yang pantas disebut jika memandang arus lalu lintas di Pasar Bima. Terlebih memasuki bulan Suci Ramadhan, hampir tak ada perubahan yang berarti dari tahun ke tahun.
Ironisnya, tak ada upaya konkrit yang bisa dilakukan Pemerintah melalui dinas terkait atau Satuan Lalu lintas Polres Bima Kota.
Jika menyempatkan diri berada di Pasar Bima, kondisi terparah yang akan ditemui yakni di Jalan Tongkol, Jalan Bandeng dan Jalan Utama Muhammad Salahuddin. Sore hari jelang berbuka puasa, kemacetan tak bisa dihindari. Apalagi ditambah arus kendaraan yang semakin padat.
Belum lagi diperparah kondisi tak teraturnya mobil dan sepeda motor yang parkir menggunakan bahu jalan.
Terutama di depan Toko Sumber Mas dan simpang empat lampu merah. Aktivitas bongkar muat barang dari mobil boks dan transaksi jual beli masyarakat semakin melengkapi kemacetan.
Saat jelang waktu berbuka puasa, kemacetan terjadi sekitar ratusan meter dari lampu jalan hingga di Jembatan Padolo. Minimnya Personil Kepolisian dari Satlantas yang disiagakan tak mampu mengurai kemacetan yang terjadi.
Kondisi yang sama terlihat di Jalan Tongkol dan Jalan Bandeng. Di dua jalan ini, kemacetan bahkan lebih parah, karena aktivitas transaksi jual beli di pasar. Para penjual sepertinya sudah kadung betah menggunakan bahu jalan untuk berjualan.
Akibatnya, para pembeli memarkir kendaraan mereka tak jauh dari tempat belanjaan. Jalan pun terlihat semakin sempit karena ulah pengendara. Padahal, di Jalan Tongkol sejak beberapa tahun lalu sudah diterapkan jalur satu arah bagi kendaraan.
Namun, larangan melintas dari arah barat pintu masuk Jalan Tongkol yang sudah terpasang tak diindahkan pengendara. Begitupun larangan untuk truk dan kendaraan besar tak berlaku lagi. “Bagaimana tidak sembrawut arus lalulintas di pasar ini, pengedara tak ada yang mematuhi rambu yang dipasang. Petugas keamanan juga tak terlihat satu pun,” keluh pengunjung pasar, Adi.
Ia mendesak kepada Pemerintah melalui dinas terkait dan Satuan Lalulintas Polres Bima Kota untuk memperhatikan kondisi tersebut. “Jangan sampai ini menjadi pemandangan yang biasa tanpa ada perhatian sama sekali,” tandasnya.
*BIN