Bima Kita

Launching Lengge Heritage Coffee, Babuju Hadirkan Paox Iben

387
×

Launching Lengge Heritage Coffee, Babuju Hadirkan Paox Iben

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Inovasi produk kreatif lokal tak hentinya dilakukan Komunitas Babuju melalui unit usaha Babuju Mandiri. Kamis (4/1) kemarin, Babuju Mandiri kembali meluncurkan produk lokal dengan branding Lengge Heritage Coffee (LHC) di Bima Tirta Ule Kota Bima. Acara launching dikemas menarik dalam bentuk diskusi dengan para penikmat kopi dengan topik ‘Menyongsong Kebangkitan Produk Inovatif Daerah’.

Launching Lengge Heritage Coffee, Babuju Hadirkan Paox Iben - Kabar Harian Bima
Paox Iben saat nengisi Lauching Lengge Heritage Coffee di Bima Tirta. Foto: Ady

Sesuai namanya, LHC merupakan kopi lokal robusta yang diambil dari Pegunungan Kawae Kecamatan Wawo. Produk kopi ini diyakini akan mengikuti kesukseskan pendahulunya Tambora Redstone Coffe (TRC) yang berhasil menembus pasar nasional bahkan internasional.

Launching Lengge Heritage Coffee, Babuju Hadirkan Paox Iben - Kabar Harian Bima

Untuk mengomentari cita rasa kopi sekaligus membedah sejarah dan keunikan kopi asal Wawo ini, Babuju Mandiri menghadirkan Paox Iben, Penulis Etnografi Kopi yang telah mengelilingi Indonesia sekaligus Presiden Republik Syrupuut (kedai kopi) Mataram.

Menurut Paox Iben, bicara kopi tidak bisa lepas dari cerita dan budaya masyarakat di sekitarnya. Ia percaya kopi dari Wawo punya keunikan dan kekhasan tersendiri. Seperti halnya Kopi Benteng Alla Enrekang, Kopi Terunik di perbatasan Toraja Sulawesi Selatan.

“Cerita yang melekat itu soal benteng bersejarah. Kopi ini tidak tumbuh di sembarang tempat. Yang unik, kopi ini justru tumbuh di atas batu karang, sehingga rasanya memang khas,” kata Penulis Buku Tambora 1815 ini.

Pada umumnya jelas Paox, ada 2 jenis kopi yakni arabica dan robusta. Namun, kopi arabica jauh lebih mahal karena populasinya yang sedikit dibandingkan robusta. Arabica juga di tanam di dataran tinggi sehingga rasanya digemari para pecinta kopi seluruh dunia.

“Cuman kalau orang Indonesia lidahnya rusak karena dihajar dengan berbagai makanan aneka rasa, sehingga rasa kopi arabica dianggap kecut dan basi,” tutur dia berkelakar.

Disisi lain dari aspek rasa, memang lebih kuat kopi robusta. Di NTB populasi kopi robusta terdapat di lingkar Rinjani, Sumbawa di Tepal dan Tambora. Dan saat ini ditambah THC asal Wawo yang tak disangkanya memiliki kopi.

“Jujur saya baru tahu kalau di Wawo punya kopi. Ini luar biasa dengan nama dan kemasan LHC yang diluncurkan Babuju Mandiri, saya yakin akan sukses di pasar bila terus dipopulerkan,” ujar dia.

Pada kesempatan ini, Owner Babuju Mandiri Rangga Babuju juga menghadirkan Barista Suhendar Coffeeshop Yayat untuk menjamu para peserta dengan Kopi Lanang, dan Peaberry LHC gratis. Kopi diracik secara profesional dengan manual brewing sehingga menghasilkan cita rasa originial.

“Saya bangga hari ini ada kopi dari daerah saya yang dipopulerkan. Terimakasih Babuju Mandiri sudah diundang untuk menjadi saksi sejarah Kopi Wawo go public.
Semoga Kopi Wawo mendunia,” harap Handayani Nur Shafiya saat memberikan testimoni.

*Kahaba-03