Kabar Kota Bima

LMND Kota Bima Desak Agar Izin Kafe Penjual Miras Dicabut

402
×

LMND Kota Bima Desak Agar Izin Kafe Penjual Miras Dicabut

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekusi Kota Bima menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Polres Bima Kota dan DPMPTSP Kota Bima, Senin pagi (17/1) mendesak agar menindak tegas sejumlah kafe yang masih menjual minuman keras (Miras). Bila perlu mencabut izin operasionalnya.

LMND Kota Bima Desak Agar Izin Kafe Penjual Miras Dicabut - Kabar Harian Bima
Massa LMND Eksekutif Kota Bima saat demonstrasi di depan Kantor Polres Bima Kota. Foto: Ist

Pasalnya, mahasiswa menilai masih ada beberapa kafe yang memiliki izin penjualan makan dan minum, juga ikut menjual minuman keras. Untuk itu, para demonstran mendesak agar semua kafe yang menjual Miras di Kota Bima, harus segera dicabut izinnya.

LMND Kota Bima Desak Agar Izin Kafe Penjual Miras Dicabut - Kabar Harian Bima

Ketua LMND Kota Bima Bambang Hidayat menyampaikan, kafe di wilayah Pantai Ule diduga kuat semua menjual Miras dan tiap malam selalu ada aktivitas kerumunan. Padahal, negara mulai dari pusat hingga tingkat daerah Sekarang sedang berjuang melawan peredaran Covid-19.

Alibi para pemilik kafe di sepanjang Pantai Ule membuat izin kafe yang menjual makan dan minuman, namun kenyataannya justru ada peredaran Miras.

“Sudah beberapa kali media massa juga memberitakan adanya operasi Miras di kafe dan banyak ditemukan Miras yang disita,” ungkapnya.

Untuk itu, massa aksi mendesak Kapolres Bima Kota untuk terus menerus merazia kafe yang menjual minuman keras. Terutama kafe yang berada di sepanjang Pantai Ule.

“Pemerintah juga harus bertindak sikap tegas untuk mencabut izin kafe yang menjual miras. Jika tidak, kami akan menggelar aksi besar-besaran,” ancamnya.

Selain menyoroti persoalan kafe penjual Miras, mahasiswa juga menggelar aksi depan Kantor DPRD Kota dan Kabupaten Bima untuk menyampaikan tuntutan terkait persoalan petani. Mahasiswa meminta agar anggota dewan peka terhadap persoalan petani. Guna mengontrol semua distributor yang menjual pupuk di atas HET.

Kata mahasiswa, petani di Bima sekarang sedang dihadapkan dengan kelangkaan pupuk dan rendahnya harga hasil pertanian, seperti harga bawang merah. Sementara kebutuhan menanam bawang membutuhkan modal yang banyak karena harga obat-obatan pestisida yang semakin mahal.

“Sektor pertanian adalah sektor penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah,” pungkas mahasiswa.

*Kahaba-05