Kabupaten Bima, Kahaba.- Diperkirakan sekitar 200 lebih loyalis H. Zainul Arifin-H. Usman AK (ZAMAN) Bersatu kini menarik dukungan dari Pasangan H. Syafrudin-H. Masykur HMS (SYUKUR). Mereka merupakan Eks Tim Zaman di bawah koordinir Beri Ngali, tersebar di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Bima. (Baca. Tim SYUKUR Tegaskan ZAMAN Masih Setia)
Dalam keterangan persnya, Beri mengungkapkan, alasan penarikan dukungannya karena merasa tersinggung dan tidak simpatik dengan model kampanye SYUKUR. Setiap kampanye, selalu disampaikan orasi mencampur adukan antara agama dengan politik oleh salah satu figur tim Pasangan Nomor 3 tersebut. Yakni selalu menyinggung perempuan tidak boleh menjadi pemimpin.
“Hal itu sangat tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk menjadi pemimpin. Selama memiliki kapasitas dan kemampuan untuk membangun daerah,” kata Beri didampingi rekannya Ujang Padolo di Samping Museum ASI Mbojo, Minggu (13/9) siang.
Menurut Mantan Aktivis Bima, boleh atau tidaknya perempuan menjadi pemimpin dalam Islam masih ada perbedaan pendapat. Sehingga memunculkan isu tersebut dalam setiap kampanye hanya akan memperuncing perbedaan diantara masyarakat Bima.
“Ayat dan hadist selalu dilontarkan, ini kan kita mengatur pemerintahan bukan masalah ibadah. Kan kasihan yang merasa diri perempuan selalu disudutkan. Tapi kita tidak ingin menyebut siapa. Yang jelas, dari lingkaran Pasangan SYUKUR,” akunya.
Ia mengaku, penarikan dukungan murni atas inisiatif sendiri bersama rekan-rekannya yang pernah berjuang untuk Zaman sejak 10 tahun lalu. Tidak ada tendensi lain dan paksaan dari pihak manapun. Bahkan sikap itu tidak ada kaitannya dengan H Zainul Airifin dan H Usman AK. Kedua figur tersebut masih dalam barisan terdepan mendukung SYUKUR.
“Ini dasar pilihan sendiri, bukan hanya sekedar move politik. Jumlah kita sekitar 200 lebih orang, berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bima. Semua tim sudah sepakat. Masih banyak yang tersisa, kemungkinan mereka akan menyusul kalau punya persepsi sama dengan kami,” terangnya.
Terkait informasi mundur karena masalah dana operasional, Beri mengaku tidak ada kaitannya. Sebab, selama 10 tahun sudah terbiasa menderita dan berjuang dengan amunisi sendiri. Malah selama mengikuti kampanye Syukur, tidak pernah mementingkan dana dan selalu membiaya sendiri setiap perjalanan. Meskipun tak dipungkiri ada juga yang dibiayai tim.
Beri menambahkan, saat ini belum menentukan sikap akan mengarahkan dukungan kepada pasangan mana. Namun dalam waktu dekat akan segera konsolidasi dengan tim dan berencana menggelar deklarasi terkait arah dukungan.
Sebagai bentuk penarikan dukungan dari SYUKUR, Beri bersama Ujang mencopot stiker Nomor Urut 3 yang menempel pada sepeda motor mereka.
*Ady