Kota Bima, Kahaba.- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima, HM Saleh Ismail menilai, saat ini pemerintah sudah mulai melupakan pendidikan keagamaan dan terlena dengan program pembangunan. Dampaknya, nilai agama sebagai pondasi moral generasi ambruk dan tergerus dengan pergaulan bebas.
Hal itu menurutnya, terlihat dari semakin meningkatnya kasus asusila dan amoral di Kota Bima. Seperti dua kasus aborsi dan pembuangan bayi hasil hubungan di luar nikah yang terjadi sebulan terakhir di Kelurahan Sarae dan dan Sadia. Dua kasus itu menjadi catatan penting, bahwa nilai moral dan akhlak generasi muda saat ini mulai runtuh.
“Perbuatan zina seolah halal dilakukan. Kos maupun hotel menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan tindakan tidak terpuji itu. Sementara pengawasan pemerintah sangat kurang,” nilainya.
Menurutnya, Pemerintah harus bertindak tegas mencegah hal itu tak terulang lagi. Bila perlu, hotel, penginapan maupun kos yang terbukti melanggar ketentuan tersebut dicabut ijinnya. Pengawasan masyarakat di sekitar lingkungan juga mutlak diperlukan. Tidak boleh apatis dan cuek terhadap kondisi yang terjadi karena akan semakin membuka peluang maraknya tindakan amoral.
“Pengawasan dari pemerintah saya rasa sangat kurang, lebih sibuk mengurus berbagai program pembangunan sementara masalah moral ditinggalkan,” kritiknya.
Disisi lain, peran sebagian orangtua dan keluarga tak lagi bisa menjadi benteng pertama pertahanan moral anak. Pergaulan anak seolah tak mau tahu dan dibiarkan begitu saja. Anak tidak berada di rumah, pergi sekolah, ke rumah teman atau pergi dengan temannya tak pernah dipedulikan.
“Pengawasan pemilik kos terhadap aktifitas penghuninya juga sangat lemah. Harusnya jangan membangun kos hanya untuk kepentingan bisnis mencari uang saja. Tetapi pengawasannya harus dilakukan. Buat aturan yang ketat untuk menghidari adanya perzinahan terjadi,” saran HM Saleh.
*Bin