Kota Bima, Kahaba.- Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bima selama dua tahun terakhir menjadi SKPD yang tercatat ‘Mandul’ dalam pencapaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tak banyak yang bisa disumbangkan dari setiap target setahun sekitar Rp 1 miliar. Kerusakan alat, menjadi alasan utama minimnya Dinas tersebut menggenjot PAD.
Kepala Dinas PU Kota Bima, Ir. Supawarman saat ditemui di ruangannya Rabu (11/12) mengungkapkan, target sekitar Rp 1 miliar itu bukan target yang ditetapkan oleh Dinas nya. Karena saat klinis anggaran, pihaknya hanya mampu menargetkan PAD setahun sebesar Rp 400 juta. “Kami dipaksakan untuk meraih target sampai miliaran. Padahal kemampuan kami tidak bisa menyetor sebanyak itu,” ujarnya.
Jika sebelumnya Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD Kota Bima, Drs. Iksan mengaku target perolehan PAD sudah dibahas bersama dengan Dinas terkait, tim anggaran Pemerintah dan tim anggaran DPRD Kota Bima, menurut dia itu bahasanya Iksan. Karena kondisi di Dinas nya tidak sesuai dengan target yang ditetapkan.
“Itu menurut Iksan. Kami sudah bilang, Dinas kami hanya mampu target PAD sebanyak Rp 400 juta dalam setahun,” tegasnya.
Kata Supawarman, PAD di Dinas PU hanya bertumpu pada alat berat. Namun kondisi alat berat sebagian besar sudah tidak bisa bekerja maksimal. Ia pun menyebutkan, alat berat di Dinas PU hanya ada empat unit. Pertama yakni Eksavator yang sudah rusak dan tidak maksimal beroperasi, tapi dipaksa pakai untuk genjot PAD.
“Saat ini disewa oleh orang Kabupaten. Kondisinya, gas rusak dan alatnya juga sudah tua, sudah sembilan tahun. Selama ini, biaya pengeluaran untuk pemeliharaan lebih tinggi dari pada pemasukan,” katanya.
Kemudian yang kedua yakni alat berat Gredel. Dari dulu memang sering dipelihara, dan lumayan bisa untuk pemasukan PAD. Lalu alat Loder, sudah rusak selama dua tahun lalu dan tak bisa digunakan kemudian Wales satu unit yang masih berfungsi, tetap dipakai.
“Hanya saja dari semua alat yang saya sebutkan itu tidak setiap hari dipakai sewa,” tuturnya. Sementara Dumtruck, dari lima unit, satu unit rusak dan tidak bisa berfungsi. Kendati tetap di sewa, tapi tidak sering. Karena orang lebih memilih sewa di tempat lain.
Ditanya berapa biaya perawatan kendaraan di Dinas PU setiap tahun ia menjawab tidak tahu. Karena dia baru beberapa bulan ini menjadi kepala Dinas PU Kota Bima. Tapi pada Tahun 2014, dirinya tidak memasukannya dalam anggaran.
“Ada keinginan untuk mengajukan pengadaan alat baru, tapi kita sesuaikan dengan program prioritas,” katanya.
Supawarman menambahkan, hingga tanggal 11 Desember, pihaknya sudah menyetor PAD sebanyak Rp 211 juta. Dan di sisa waktu Desember ini, dirinya menargetkan sekitar Rp 20 an juta yang masuk untuk PAD. *BIN