Kota Bima, Kahaba.- Setelah Pasaran Lebaran yang berlokasi di Amahami dibongkar, para pedagang mulai menggelar kembali pasar yang sama di Lapangan Serasuba. Aktivitas berniaga di lapangan tersebut terpantau ramai pada Sabtu (8/5) malam kemarin. (Baca. Perintah Kapolda, Pasar Lebaran Amahami Dibongkar)
Mulai pukul 19.30 Wita suasana Pasar Lebaran sudah ramai didatangi warga yang ingin mencari kebutuhan pada perayaan Idul Fitri tahun ini. Suasana Lapangan Serasuba pun semakin ramai dengan adanya pasar mendadak itu. (Baca. Pasar Lebaran di Tengah Pandemi, APPSI Dapat Izin Dari Polres dan Rekomendasi Sekda)
Kabarnya, Pasar Lebaran di Lapangan Serasuba hanya akan digelar selama 2 hari. Mulai Sabtu dan berakhir Minggu malam, pekan ini. Karena lapangan tersebut akan segera dipersiapkan untuk pelaksanaan Sholat Idul Fitri. (Baca. Sekda Akui Beri Rekomendasi Digelar Pasar Lebaran)
Salah satu pedagang baju Fatmawati warga Kelurahan Melayu menceritakan, awalnya dia bersama sejumlah pedagang lain bahagia dengan adanya Pasar Lebaran di Pasar Amahami. Kemudian mendaftarkan diri pada panitia Rp 600 ribu, untuk 10 hari penyelenggaraan. (Baca. Pasar Lebaran Dikhawatirkan Jadi Klaster Baru Covid-19, Jubair: Pemerintah dan Polisi Harus Tindak Tegas)
“Saya awal memiliki modal Rp 28 juta, membeli produk barang di luar daerah. Harapannya bisa dapat untung di Pasar Lebaran,” ujarnya. (Baca. Paksa Jual di Pasar Lebaran, Kapolres Akan Tindak Tegas)
Tapi kenyataannya, pasar tersebut hanya berlangsung 4 hari, dan pasar dibongkar karena beragam alasan. Tentu saja dia mengalami kerugian puluhan juta. Karena barang dagangannya baru laku sebagian, sedangkan modal belanja barang belum juga belum kembali. (Baca. Ini Klarifikasi Kapolres Soal Izin dari Polisi untuk Pasar Lebaran)
Maka untuk menutupi biaya pengeluaran, terpaksa berjualan lagi di Lapangan Serasuba, meskipun hanya 2 malam.
“Kami hanya diberikan waktu 2 malam saja, setelah itu tidak bisa melanjutkan penjualan. Untuk mengurangi kerugian saya menjual harga barang di bawah harga biasa,” katanya. (Baca. Uang Pedagang Pasar Lebaran tidak Dikembalikan, STN NTB Ancam Lapor Polisi)
Sementara itu pedagang lain Isti warga Kelurahan Tanjung juga merasakan hal yang sama, meskipun hanya modal jualan Rp 5 juta. Tapi tetap saja rugi dengan pembongkaran Pasar Lebaran di Amahami. Maka pilihannya, harus melanjutkan jualan di Serasuba.
“Semoga modal kita kembali,” harapnya.
*Kahaba-04