Kabupaten Bima, Kahaba.- Pembukaan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX Tahun 2014 di Bima, Ahad (7/9) berlangsung meriah. Gubernur Provinsi NTB yang diwakili Sekda Provinsi setempat, H. M. Nur, SH secara resmi membuka perhelatan budaya tersebut.
Kegiatan pembukaan diawali tarian massal anak – anak Sanggar Paju Monca dan Hadra massal. Acara kemudian dilanjutkan dengan selayang pandang tentang sejarah Kesultanan Bima.
Ketua Panitia yang sekaligus Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo Dr. Hj. St. Maryam Muhammad Salahuddin, SH menyampaikan selamat datang kepada para tamu undangan. “FKN berjalan dengan baik, meski dengan sangat sederhana,” ujarnya.
Dihadapan para Raja, Sultan, rombongan masing-masing kerajaan dan ribuan masyarakat Bima yang hadir dan memadati Lapangan Serasuba, Maryam mengaku Bima diputuskan menjadi tuan rumah FKN berdasarkan kesepakatan bersama dan FKN ke VIII di Kota Bau Bau.

“Kami juga menyatakan diri siap melaksanakan FKN ini berdasarkan keputusan bersama Bupati dan Walikota Bima,” katanya.
Menurut wanita yang sudah berusia 86 tahun itu, Bima sejak dulu tetap teguh melestarikan nilai – nilai budaya luhur. Meski diera modern, namun sejarah dan pilar budaya tetap dijaga.
“Kita berharap, dari FKN ini mampu memperkenalkan nilai – nilai budaya Bima kepada Nusantara, terlebih untuk generasi daerah kedepan,” harapnya.
Ketua Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN), Gusti Raden Ajeng Gus Murtiah dalam sambutannya menjelaskan, FKN merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan FKIKN bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat.
“FKN dilaksanakan sekali dalam dua tahun. Dari jumlah anggota Forum sebanyak 47, maka pelaksanannya akan memakan waktu selama 90 tahun,“ terangnya.
Diakuinya, kegiatan FKN merupakan media silahturahmi dan bertemunya silang budaya, dengan tujuan pelestarian nilai – nilai budaya dan keberagaman budaya ditiap nusantara. “Pada gilirannya nanti, mampu memperkokoh kebudayaan di Indonesia,” jelasnya.
Kata Murtiah, para leluhur dulu juga memiliki peran penting dalam mendirikan Bangsa Indonesia, namun seiring waktu, fakta perjuangan tersebut seolah tidak diperhatikan oleh Pemerintah. Keberadan budaya, justru semakin terpinggirkan.
“FKN sebagai sarana silahturahmi budaya, sangat positif untuk para Raja, Sultan dan pemangku adat, untuk melakukan evaluasi, introspeksi dan sikap agar di jaman modern ini budaya harus diperhatikan sesuai UU tahun 1945 pasal 18 yang menyebutkan negara mengakui dan menghormati kesatuan pemerintahan asli bersama hak hak nya.

Sementara itu, Bupati Bima Drs. H. Syafrudin HM. Nur, MPd menyampaikan rasa bangga kepada Raja dan Sultan, karena telah hadir pada FKN Bima. FKN yang mengangkat tema, Nusantara Pusaka Dunia tersebut diharapkan mampu terus dijaga, agar tercipta silahturahmi yang berkelanjutan dan meneguhkan komitmen bersama.
Usai sambutan, kirab budaya yang dinanti masyarakat dimulai. Rombongan Kesultanan Bau-bau, mengawali dan diikuti pasukan kirab Kesultanan Jogyakarta sebagai pendiri FKN, kemudian diikuti peserta lainnya dan ditutup pasukan kirab Kesultanan Bima selaku tuan rumah.
Masing – masing Kerajaan dan Kesultanan didepan panggung utama menampilkan atraksi yang memukau. Gemuruh tepuk tangan para Raja dan Sultan serta penonton pun menghiasi setiap rombongan masing-masing peserta.
*Bin