Kabupaten Bima, Kahaba.- Sejak adanya 9 orang warga Desa Kananga Kecamatan Bolo yang dinyatakan positif Covid-19, penanganan masalah virus tersebut di desa setempat dinilai lamban dan minim perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bima.
Salah satu warga Desa Kananga Mulyadin mengatakan, dengan kewenangan yang terbatas pemerintah seolah membiarkan Pemerintah Desa Kananga mengurus sendiri persoalan Covid-19 di desa setempat. Padahal, sebagai desa yang menjadi episentrum Covid-19 di Kabupaten Bima, harusnya Pemda sigap dan cepat mengambil tindakan penanganan.
“Tapi sampai sekarang Pemdes dibiarkan mengurus masalah ini,” ujarnya, Sabtu (25/4)
Kata dia, sebut saja tentang imbauan menutup pasar sore yang ada di wilayah desa setempat. Hingga saat ini masih tidak diindahkan oleh warga.
“Pasar sampai sekarang masih beroperasi. Orang di mana-mana datang di situ,” katanya.
Padahal pembukaan pasar itu berpotensi menciptakan bom waktu penyebaran Covid-19. Tidak hanya untuk warga Desa Kananga, bahkan akan menjalar ke desa-desa lain yang ada di Kecamatan Bolo.
“Apa harus ada korban lain lagi baru diurus serius?” tanyanya.
Menurut dia, kebijakan menutup pasar itu harus dibarengi dengan kebijakan ekonomi. Pasalnya, banyak warga dan pedagang mengaku terus jualan karena persoalan ekonomi.
“Pemda harus cepat mengatasi ini. Harus ada kebijakan ekonomi,” ungkapnya.
Misalnya menurut dia, bantuan sosial untuk warga desa setempat bisa segera dicairkan kepada warga. Kendati desa-desa yang lain belum cair. Namun sebagai desa yang menjadi episentrum Covid-19 di Kabupaten Bima, Desa Kananga harus diprioritaskan lebih awal.
“Biar warga patuh isolasi mandiri. Harus dibarengi kebijakan ekonomi juga,” bebernya.
Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bima agar segera memikirkan hal itu. Sebab, jika tidak cepat ditangani bukan tidak mungkin penyebaran Covid-19 di Kecamatan Bolo akan cepat meluas.
“Kami sangat berharap Pemda sigap. Jangan biarkan Pemdes urus ini sendirian,” harapnya.
*Kahaba-10