Kabupaten Bima, Kahaba.- Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Bima berencana akan segera meminta klarifikasi kepada Penjabat Bupati Bima, Drs. H. Bachrudin MPd terkait pelaksanaan acara pisah kenal di kediaman Mantan Bupati Bima, H. Syafrudin M Nur beberapa hari lalu. Acara itu dianggap bermuatan politis karena dilaksanakan di kediaman salah satu Calon Bupati Bima. (Baca. Pisah Kenal Dirumah Calon Bupati, Netralitas Penjabat Bupati Bima Disorot)
Ketua Panwaslu Kabupaten Bima, Abdullah mengaku, juga hadir dan diundang dalam acara itu. Semua tamu undangan acara sudah campur baur dengan pendukung, tim sukses dan simpatisan pasangan calon. Sehingga teriakan-teriakan politis menyebut nama calon ataupun jargon pasangan calon sering terdengar. (Baca. Pemkab Bima Gelar Acara Pisah Kenal Penjabat Bupati Bima)
“Jelas sekali saya mendengar teriakan-teriakan hidup Syukur dan Lanjutkan. Ini kan politis sekali nuansanya dan kami sangat menyesalkan,” kata Ebit, sapaan akrab Abdullah.
Secara substansi kata dia, acara tersebut sah-sah saja dan tidak ada masalah. Namun, persoalannya tempat yang dipilih untuk acara tidak tepat karena Pemerintah Kabupaten Bima yang berhajat menyelenggarakan acara. Seharusnya acara itu digelar ditempat lain sehingga tetap menjaga netralitas dan menghindari asumsi politis.
“Saya konfirmasi Kabag Humas Pemkab Bima dan menanyakan siapa yang punya acara ini. Beliau menjawab kita dan itu biasa digelar sebagai acara terakhir dengan Mantan Bupati Bima. Kalau dari sisi acaranya sah-sah saja, tapi dari sisi tempat kesannya memang politis,” kata Abdullah kepada Kahaba melalui telepon seluler.
Menurutnya, karena tempat acara di kediaman salah satu Calon Bupati Bima yang akan bertarung pada Pilkada 9 Desember 2015 mendatang, jadi tidak bisa dipisahkan dengan nuansa politis. Sementara dalam acara sudah campur baur antara pendukung, tim sukses, simpatisan dengan para tamu undangan. Sehingga teriakan-teriakan politis menyebut nama calon ataupun jargon pasangan calon sering terdengar.
Seharusnya, sambungnya. acara itu ditempat lain sehingga tetap menjaga netralitas dan menghindari asumsi politis. Ia juga menyesalkan, para pejabat Pemerintah Kabupaten Bima yang tak bisa menempatkan diri.
Masalahnya, masih ada sejumlah pejabat yang bertahan usai acara resmi, meski Penjabat Bupati Bima sudah pulang. Mereka masih berlanjut mengikuti acara hiburan dengan H. Syafrudin dan pendukungnya. Hal itu juga akan menjadi bahan klarifikasi Panwaslu kepada Penjabat Bupati Bima.
“Terkait masalah itu, kami tetap akan menyikapinya tetapi tentu dengan tahapan-tahapan. Kami akan meminta klarifikasi dan memberikan langkah-langkah pencegahan terkait persoalan itu. Sehingga dikemudian hari, Pemerintah Kabupaten Bima di bawah kendali Penjabat Bupati Bima tidak lagi menyelenggarakan acara ditempat yang dianggap tidak netral,” tegasnya.
Pihaknya berharap, Penjabat Bupati Bima memegang komitmen agar menjaga netralitas sesuai dengan penegasannya saat pertama datang. “Jangan sampai komitmen itu tidak diwujudkan,” imbuhnya.
*Erde