Kabupaten Bima, Kahaba.- Banyak yang mempertanyakan kegiatan pisah kenal penjabat Bupati Bima Drs. Bachrudin MPd dengan mantan Bupati Bima Drs. H. Syafrudin HM Nur MPd. Pasalnya, kegiatan Pemerintah Daerah itu justeru dilaksanakan di kediaman H. Syafrudin, yang juga ikut menjadi Bakal Calon Bupati Bima. (Baca. Pemkab Bima Gelar Acara Pisah Kenal Pejabat Bupati Bima)
Acara Pisah kenal tersebut banyak dihadiri pejabat eselon II dan eselon III Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima, bahkan terlihat hadir Camat dan Kepala Desa. Ironisnya, saat acara juga, muncul teriakan dan yel yel SYUKUR dan LANJUTKAN. Dua kata itu, merupakan sapaan akrab untuk Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Bima Drs. H. Syafrudin HM Nur MPd dan Drs. H. Masykur HMS.
Salah satu yang mempertanyakan kegiatan tersebut Akademisi Drs. Arif Sukirman MH. Ia menilai, kegiatan pisah kenal itu tidak lazim. Karena dilaksanakan di kediaman salah satu bakal calon. Apalagi kegiatan tersebut, merupakan agenda penting pemerintahan.
“Ko bisa dilaksanakan di rumah salah satu calon. Bukannya itu kegiatan Pemerintah. Semua kegiatan pemerintahan itu harus dilaksanakan di tempat yang netral. Bukan pada kediaman bakal calon, ini terlalu sensitif,” sorotnya.
Menurutnya, pelaksanaan di rumah Bakal Calon tentu akan menimbulkan perspektif politik yang beragam. Pun muncul kecemburuan masyarakat, terutama pasangan calon lain. Pemerintah Kabupaten Bima juga memiliki fasilitas Pemerintah yang bisa digunakan, seperti halaman kantor Bupati Bima yang cukup luas untuk kegiatan tersebut.
“Inikan aneh. Disisi lain, Pemerintah sendiri selalu mendengungkan agar PNS selalu bersikap netral dalam Pemilukada. Netralitas penjabat Bupati Bima juga patut dipertanyakan,” katanya.
Sementara itu, Kasubag Pemberitaan Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bima Suryadin, MSi mengatakan, acara itu merupakan kegiatan resmi Pemerintah Daerah dan mengundang Muspida, DPRD, seluruh pejabat eselon II dan III, Camat dan Kepala Desa dan kepala UPT untuk hadir dengan istri.
“Tidak ada undangan untuk tim pemenangan salah satu calon atau kontestan Pemilukada. Untuk itu acara itu jangan ditafsirkan yang lain, kecuali untuk hajatan memberi kesempatan kepada Mantan Bupati untuk menyampaikan permohonan maaf dan terimakasih kepada aparaturnya, karena telah bekerja sama selama menjadi kepala daerah,” jelasnya.
Perlu dipahami, kata dia, saat acara juga tidak ada statemen atau pesan politik, baik dari Mantan Bupati, maupun penjabat Bupati Bima, yang mengarah pada upaya menggiring massa. “Jadi ini semata – mata bagian wujud penghormatan atas beliau, karena telah memberikan pengabdian kepada masyarakat selama menjadi kepala daerah. Jadi jangan ditafsirkan yang lain,” pintanya.
Ia menambahkan, pisah kenal itu bukan agenda politik, tapi agenda Pemerintah Daerah. “Makanya, kita tidak bisa mengarahkan masalah ini ke Politik. Kalaupun ada yel yel, itu bukan sengaja diarahkan,” tambahnya.
*Bin