Kota Bima, Kahaba.- Reuni akbar Ikatan Alumni SPGN Bima angkatan 1984–1991 digelar dengan penuh kehangatan dan kebersamaan, Selasa 8 April 2025, di Gedung Convention Hall Paruga Nae Kota Bima.
Mengusung tema “Merajut Kasih, Mengurai Kisah, Berbalut Silaturahmi dalam Ikatan Alumni SPGN Bima”, kegiatan ini menjadi momen berharga untuk memperkuat kembali ikatan emosional lintas angkatan.
Acara tersebut dihadiri oleh Wali Kota Bima H A Rahman H Abidin, perwakilan TNI-Polri, penasihat kegiatan Prof H Abdurrahim Al Basyir, serta lebih dari 1.000 alumni dari delapan angkatan, mulai 1984 hingga 1991.
Ketua Panitia, Abdillah dalam laporannya menyampaikan, reuni ini merupakan pertemuan lintas angkatan yang bertujuan mempererat silaturahmi, mengenang masa-masa sekolah, serta menumbuhkan semangat untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun daerah, khususnya di bidang pendidikan.
“Panitia dibentuk 22 Januari 2025 dan berjumlah 93 orang yang bekerja. Alhamdulillah, kegiatan ini sepenuhnya didanai oleh donasi alumni, termasuk sumbangan tunggal dari Prof. Abdurrahim sebesar Rp 93 juta dan hadiah umrah bagi 53 orang alumni terpilih,” ujar Abdillah.
Wali Kota Bima, H A Rahman H.m Abidin dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh panitia dan alumni atas terselenggaranya acara penuh makna ini.
“Reuni tidak hanya menjadi ajang temu kangen, tetapi juga momen penting untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang pernah ditanamkan oleh para guru. SPGN Bima telah melahirkan generasi pendidik yang berkontribusi di berbagai pelosok Indonesia,” ungkapnya.
Ia juga mengajak seluruh alumni untuk terus mengabdi sesuai kapasitas masing-masing, serta terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan dan daerah.
“Saya merasa sangat bahagia dan terhormat berada di tengah-tengah para alumni hebat ini. Semoga reuni ini melahirkan semangat baru untuk terus membangun Bima dan Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, dalam ceramah ilmiahnya, Prof H Abdurrahim Al Basyir menyampaikan bahwa reuni ini bukanlah pertemuan biasa, melainkan peristiwa batin yang mengingatkan pada masa-masa perjuangan menuntut ilmu bersama.
“Ini bukan sekadar reuni, tetapi momentum spiritual yang menyatukan kembali kenangan, semangat, dan nilai-nilai luhur,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, reuni ini menjadi simbol kuat bahwa persahabatan, kenangan, dan nilai-nilai pendidikan tidak lekang oleh waktu, dan menjadi motivasi bersama untuk terus mengabdi bagi negeri.
Dirinya juga menitipkan beberapa kunci sukses untuk generasi penerus. Pertama, bertakwa kepada Allah SWT karena itu pondasi utama hidup, dan kedua, memuliakan orang tua sebagai jalan keberkahan.
*Kahaba-01
