Kota Bima, Kahaba.- Rapat Koordinasi Komisariat Wilayah IV APEKSI yang dibuka pada Kamis pagi (15/11/2012), bertempat di Convention Hall Paruga Nae, dibuka secara resmi oleh Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Dr. Syarifuddin Hasan, MM, MBA. Dalam forum para Walikota ini, isu transportasi udara dan laut menjadi topik yang akan hangat dibahas guna merumuskan bersama langkah strategis dalam penguatan ekonomi daerah.
Pembukaan Rakor diawali dengan laporan Ketua Panitia Rakor Komwil IV APEKSI ke-8, yaitu Kepala BAPPEDA Kota Bima, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc. Dalam laporannya, Ir. Syamsuddin, M.Sc, menyampaikan, tema dalam RAKORKOMWIL IV APEKSI ke – 8 Tahun 2012 adalah Peningkatan Pembangunan Infrastuktur Perhubungan Laut dan Udara untuk Penguatan Ekonomi Domestik.
Mekanisme Rapat Koordinasi Komisariat Wilayah IV APEKSI Ke – 8 terdiri atas diskusi panel, sidang pleno, dan sidang komisi, dengan menampilkan Pejabat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI, Deputi Bidang Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI, dan Walikota Blitar sebagai pembicara.
Rangkaian kegiatan Rakor Komwil IV APEKSI ke-8 berlangsung pada tanggal 14 hingga 16 November, terdiri atas beberapa item kegiatan, antara lain pawai budaya, Ladies Programm, EKSPO/pameran produk unggulan, peresmian sarana usaha pedagang kaki lima, rapat koordinasi, festival kuda, serta penanaman pohon persahabatan.
Berikutnya adalah sambutan Walikota Kediri, dr. H. Samsul Ashar, Sp.PD, selaku Ketua Komwil IV APEKSI. Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Musyawarah Komisariat Wilayah IV APEKSI (Jatim, Bali, NTT, NTB) di Kota Mojokerto – Jawa Timur pada tanggal 13 s/d 15 Juni 2011 telah menghasilkan Keputusan bahwa tempat pelaksanaan Rapat Koordinasi Komisariat Wilayah (Rakorkomwil) IV APEKSI ke – 8 bertempat di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan pada Rakor Komwil IV APEKSI ke – 8 tahun 2012 yang bertempat di Kota Bima dapat menghasilkan rekomendasi dan pertukaran informasi anggota APEKSI dengan stakeholder untuk memperkuat ekonomi domestik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya anggota APEKSI dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, turut menyampaikan sambutan. Ia mengucapkan selamat datang kepada Menteri Koperasi dan UKM RI. Dalam sambutanya, ia pun memuji prestasi Pemerintah Kota Bima yang mampu menekan angka kemiskinan menjadi yang terendah di NTB, bahkan lebih rendah dari rata-rata nasional.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM meminta Pemerintah Daerah Kota yang tergabung dalam Komwil IV APEKSI untuk memfasilitasi pelaku usaha kecil menengah guna memperoleh akses pembiayaan dari program kredit usaha rakyat. “Kredit usaha rakyat (KUR) adalah program pemerintah untuk membantu permodalan pelaku usaha mikro guna meningkatkan kinerjanya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, koperasi serta usaha kecil dan menengah (UKM) dinilai belum banyak memanfaatkan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sebenarnya bermanfaat untuk mendongkrak produktivitas serta kinerja koperasi/UKM. Karena itu, koperasi dan UKM didorong untuk bisa mengejar ketertinggalan dalam pemanfaatan teknologi.
“Meskipun manajemennya bagus, SDM (sumber daya manusia) bagus, namun kalau tidak punya teknologi, kita akan selalu di belakang,” kata Menteri Koperasi dan UKM. Menurutnya, teknologi bisa meningkatkan daya saing produk/jasa serta kinerja koperasi dan UKM di Indonesia. Melalui penerapan teknologi, produktivitas, manajemen serta TIK untuk jaringan maupun akses distribusi, maka akan bisa dicapai biaya operasional yang lebih rendah.
Dia menjelaskan, jumlah UKM di Indonesia terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan antara 7-8 persen setiap tahunnya. Saat ini tercatat ada 55,2 juta unit UKM di Indonesia. Jumlah ini diprediksi akan berkembang menjadi 58 juta unit pada 2014 mendatang. Sedangkan untuk koperasi, ada sekitar 192.000 unit. Dapat dipastikan banyak usaha baru yang muncul mulai dari skala mikro hingga menengah. Jika sebagian besar koperasi dan UKM bisa memanfaatkan teknologi, maka ketertinggalan di berbagai bidang akan bisa terkejar.
Dengan TIK, koperasi dan UKM yang selama ini masih dipandang dengan sebelah mata dan dianggap tidak modern akan menjadi kekuatan ekonomi masyarakat yang modern.
Acara Kamis pagi itu diakhiri dengan pembukaan Rakor secara resmi, serta peresmian Convention Hall Paruga Nae oleh Menkop dan UKM RI. [BQ**]