Kabar Bima

Sepakat Dengan Penjelasan Syahwan Soal Air, Haris: Perlu Diperkuat dengan Perda

416
×

Sepakat Dengan Penjelasan Syahwan Soal Air, Haris: Perlu Diperkuat dengan Perda

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Kota Bima Abdul Haris menyampaikan komentar soal penjelasan Muhammad Syahwan mengenai kondisi krisis air di Kota Bima. Hanya saja, perlu ada regulasi berupa peraturan daerah, untuk memperkuat. (Baca. Krisis Air di Kota Bima, 6 Perusahaan Air Harus Bertanggungjawab)

Sepakat Dengan Penjelasan Syahwan Soal Air, Haris: Perlu Diperkuat dengan Perda - Kabar Harian Bima
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Kota Bima Abdul Haris. Foto: Bin

“Pikiran Syahwan itu banyak benarnya, dan saya sepakat. Pengeboran dengan jarak yang dekat, memang perlu dibuatkan Perda, untuk penyempurnaan nanti,” katanya, Selasa (20/10).

Sepakat Dengan Penjelasan Syahwan Soal Air, Haris: Perlu Diperkuat dengan Perda - Kabar Harian Bima

Kendati kekhwatiran yang disampaikan Syahwan itu wajar, namun menurutnya itu jangka panjang. Karena tetap kubikasi air yang diambil saat ini masih bisa terpantau oleh daya dukung lingkungan. Jadi, tidak sebanyak dan sehebat yang dikhawatirkan.

“Boleh sih khawatir, kalau nanti pada akhirnya banyak sekali usaha seperti itu, sehingga turun air permukaan tanah. Jadi kekhawatiran itu boleh lah untuk menyadarkan kita,” ujarnya.

Haris juga menegaskan, kekeringan saat ini bukan semata – mata karena perusahan air minum. Tapi karena pengaruh elnino atau kemarau panjang. Dan itu terjadi di seluruh Indonesia, bukan saja di Bima.

Mengenai kontribusi perusahaan air minum untuk warga disaat krisis air seperti ini menurut Haris, sebagian besar hampir semua perusahaan yang datanginya memiliki CSR, dan itu dilaksanakan. Bentuknya, bisa berupa memberikan air kepada warga untuk acara doa dan nikah. Tidak hanya itu, dalam bentuk uang, juga jika ada warga yang datang bawa proposal kegiatan, juga dibantu.

“Hampir semua melakukannya, dan itu sudah ada perjanjian dalam dokumen UKL UPL,” terangnya.

Untuk distribusi air ke wilayah kekeringan saat ini menurut dia, tinggal diminta saja oleh warga mengalami krisis air. Dirinya merasa akan tetap diberikan. Ketua RT atau lurah yang melihat warganya krisis air, tinggal berkoordinasi dengan perusahaan air minum.

“Saya kira orang orang kaya itu tidak akan terlalu berat untuk memberikannya, asalkan diminta saja,” ujarnya.

Pada kesempatan itu dirinya juga memohon juga masyarakat tetap menciptakan suasana kondusif untuk usaha yang ada di Bima. Karena harus diakui, daerah juga membutuhkan investasi untuk mengurangi pengangguran di Bima.

*Kahaba-01