Kota Bima, Kahaba.- Pasca banjir bandang yang menerjang Kota Bima akhir Desember 207 lalu, begitu kencang warga dan DPRD menyorot timbunan Pantai Amahami. Reklamasi kawasan pantai itu dituding menjadi biang terjadinya banjir terbesar di Bima itu.
Menjawab sorotan tersebut, Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin meminta agar pihak yang terus menyorot penimbunan Amahami, juga menyorot kondisi lain dari penyebab banjir. Salah satunya warga yang terus mendirikan rumah di bantaran sungai.
“Banjir itu karena hujan. Jadi jangan timbunan Amahami saja yang disorot dong, sorot juga kenapa banyak warga yang bangun rumah dipinggir sungai, kenapa?. Supaya obyektif saja, jangan punya tendensi,” katanya, Kamis (2/2).
Menurut Qurais, penimbunan Pantai Amahami juga sudah diperhitungkan secara matang. Jika Amahami tidak disiapkan untuk areal pertokoan, lantas mau dimana lagi wilayah pertokoan. Makanya lokasi tersebut disiapkan.
Bahkan sambungnya, kalau ada pengusaha pemerintah atau BUMN, dirinya meminta agar Amahami sampai di Pantai Lawata itu direklamasi, tentu dengan perhitungan yang benar – benar matang.
“Jadi timbunan untuk jalan baru di Amahami itu sudah melalui perhitungan – perhitungan yang baik. Jalan itu dibuat Ring Road, mutar nanti. Kalau ada itu, hasil sedimentasi bisa diambil. Karena dialur sungai, sedimntasi sudah numpuk. Kalian sendiri bisa lihat di Pelabuhan, jadi kita harus berpikir global,” tegasnya.
Untuk sungai tersebut lanjut Qurais, sudah dirinya ajukan permohonan kepada Dinas PU Provinsi NTB, agar dibuat belok kiri. Arahnya nanti menuju ke Amahami dan Lawata. Tinggal nanti dibuat semacam tanggul penahan, agar Lawata tidak dikotori oleh sampah.
“Jadi ini yang harus kita pikirkan sekarang ini. Bagaimana Amahami ini bisa menunjang supaya tidak terjadinya banjir. Jangan dibilang karena timbunan amahami kemudian terjadinya banjir. Got-got yang tertutup juga menjadi penyebab banjir,” jelasnya.
*Kahaba-01