Kota Bima, Kahaba.- Kemiskinan dan pengangguran menjadi perhatian serius Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bima 2018 HM Lutfi-Feri Sofiyan (Lutfi-Feri) untuk diprioritaskan penanganannya ketika terpilih pada Pilkada Kota Bima 27 Juni 2018 nanti. (Baca. Begini Konsep Birokrasi Efektif, Efisien dan Melayani Pasangan Manufer)
Pasangan calon nomor urut 2 yang diusung 9 partai politik ini menawarkan solusi melalui program menciptakan 10 ribu lapangan kerja dan memperkuat usaha kecil menengah sehingga geliat ekonomi masyarakat Kota Bima terpenuhi secara nyata. (Baca. Kelola Potensi Kota Bima, Rp1 Miliar Perkelurahan Jurus Andalan SW Mataho)
Pemaparan ini disampaikan Lutfi-Feri pada segmen dua saat debat terbuka Pasangan serius Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bima 2018 yang dilangsukan KPU Kota Bima di Paruga Nae Convention Hall, Selasa (17/4) pagi. (Baca. Acara Debat Publik Paslon Kurang Greget dan Tidak Seru)
Lutfi-Feri kebagian pertanyaan dari tim ahli melalui moderator terkait program apa yang akan dilakukan untuk memberikan akses kemudahan dan kenyamanan di lingkungan Kota Bima sesuai dengan visi setara yang diusung.
Menurut Aji Lutfi sapaan akrab HM Lutfi, kenapa dalam jargon Lutfi-Feri mengedepankan akar persoalan kesejahteraan. Karena dinilainya, peran pemerintah dan stakeholder melalui kebijakan-kebijakan dari sisi penguatan ekonomi kerakyatan banyak sekali ditinggalkan.
“Kita lihat dari porsi anggaran yang ada, hanya muatannya 0,4 persen dibandingkan pagu anggaran yang ada. Ini bobot yang begitu kecil sehingga potensi ke depan ketika kami terpilih ini menjadi prioritas. Sehingga geliat ekonomi kita akan tumbuh dengan jelas,” papar dia.
Publik bisa melihat sambung dia, angka kemiskinan di Kota Bima semakin tinggi dan tidak bisa ditolerir karena sudah mencapai 9,8 persen. Begitu juga angka pengangguran mencapai 8,69 persen jauh lebih tinggi dari angka pengangguran nasional dan provinsi yang hanya 3,98 persen.
Hal ini menjadi dasar, Lutfi-Feri menawarkan bagaimana kata-kata sejahtera bisa melekat di hati masyarakat. Tidak sekedar jargon, tidak sekedar kata-kata tetapi akan tercermin dalam berbagai program sebagai solusi.
“Diantaranya, menciptakan 10 ribu lapangan kerja, memperkuat usaha kecil menengah sehingga geliat ekonomi masyarakat kita terpenuhi secara nyata,” urainya.
*Kahaba-03