Kabar Bima

Tarif Angkot Umum Rp 3.900, Pelajar Rp 2.105

334
×

Tarif Angkot Umum Rp 3.900, Pelajar Rp 2.105

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Berubahnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diterapkan Pemerintah Pusat, ikut berdampak pada perubahan tarif angkutan kota (angkot) di daerah. Selama lima bulan terakhir saja, sudah empat kali harga BBM berubah.

Kepala Dinas Hubkominfo Kota Bima H. Syahrullah SH, MH. Foto: Bin
Kepala Dinas Hubkominfo Kota Bima H. Syahrullah SH, MH. Foto: Bin

Kondisi tersebut juga membuat bingung sopir angkot, karena harus menyesuaikan tarif dalam rentang waktu singkat. Terakhir, Pemerintah Pusat kembali mengeluarkan kebijakan perubahan harga BBM jenis premium dari Rp 6.600 menjadi Rp 6.800. Namun, saat ini kenaikan Rp 200 itu baru diberlakukan sebatas di Jakarta dan Pulau Jawa.

“Perubahan harga BBM memang mempengaruhi tarif angkot. Karena kita hanya sebagai pelaksana, ya tetap mengikuti kebijakan dari Pemerintah Pusat,” kata Kepala Dishubkominfo Kota Bima, H Syahrullah, SH, MH,

Diakuinya, tarif angkot di Kota Bima saat ini masih menggunakan penetapan tarif pada Tanggal 29 Januari 2015 lalu saat harga BBM masih Rp 6.600. Untuk penumpang umum tarifnya Rp 3.900 sedangkan pelajar dan mahasiswa Rp 2.105.

Terjadi penurunan 5 persen dari tarif sebelumnya saat BBM dengan harga Rp 8.500. Saat itu, pada 26 November ditetapkan tarif untuk penumpang umum Rp 4.125 sedangkan pelajar dan mahasiswa Rp 2.500.

“Kalau perubahan harga BBM sekarang belum ada penetapan tarif baru karena belum diberlakukan di NTB. Pada prinsipnya kita siap laksanakan kebijakan dari pusat. Kendalanya kan bukan di kita tetapi sopir angkot, mereka cukup kebingungan karena beberapa kali merubah tarif angkot,” ungkapnya.

Namun kata dia, penyesuaian tarif tidak sepihak dilakukan Dishubkominfo, tetapi berkoordinasi dengan Organda sebagai payung organisasi angkot. Hasil penetapan itu tetap disosialisasikan kepada para sopir angkot sehingga menyesuaikan dengan tarif baru.

“Karena perubahan tarifnya tidak terlalu banyak, saya rasa tidak memberatkan masyarakat. Malah karena ganjil, justru banyak yang tidak mengambil kembaliannya,” ujar Syahrullah.

*Erde