Kota Bima, Kahaba.- Terungkapnya data bahwa sekitar 5000 orang balita di wilayah Kabupaten Bima mengalami kekurangan gizi pada tahun 2012 lalu membuat anggota DPRD Kabupaten Bima merinding. Kinerja pihak-pihak terkait dinilai belum maksimal dalam mengupayakan peningkatan gizi masyarakat melalui sejumlah program-program yang telah ditetapkan.
A. Yani Umar, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Bima mengaku, balita kekurangan gizi yang menembus angka lima ribu anak adalah masalah yang luar biasa. Padahal pada tahun 2012 lalu DPRD bersama Pemkab Bima telah membentuk tim penanggulangan masalah kekurangan gizi khususnya pada balita.
Dalam tim tersebut Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima selaku leading sektor yang berkaitan dengan kesehatan bekerja lintas sektoral dengan instansi lainnya. Koordinasi dan kerjasama bersama Dinas Sosial, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) serta SKPD terkait lainnya diharapkan dapat memperkuat berbagai programmnya dalam rangka mengurangi angka balita Gizi Buruk (GB) dan gizi kurang.
Kalaupun kemudian sampai muncul 5000 balita di Bima yang mengalami kekurangan gizi, ia beranggapan tim yang dibentuk bersama tersebut tidak bekerja dan menjalankan fungsinya. “Artinya hanya Dikes yang bekerja, padahal seluruh anggota tim sudah diwanti-wanti untuk selalu berkoordinasi dan konsultasi,” ujar Yani.
Oleh karena itu jelas Yani, pihaknya selaku lembaga rakyat, akan segera dalam waktu dekat mengevaluasi kinerja tim yang dibentuk, siapa yang bekerja dan siapa yang tidak akan diketahui dan ini akan menjadi catatan penting kedepannya.
“Kita harus jujur, masalah ini tidak boleh diserahkan sepenuhnya pada Dikes tetapi harus ditanggulangi secara bersama-sama dalam kerja tim. Karenanya, pekan ini kami akan mempertayakan Dinsos dan Dikpora terhadap keterlibatan mereka dalam masalah ini,” ungkapnya. [BS]