Kabar Bima

Wakasek SMAN 2 Diduga Tilep Dana beasiswa

374
×

Wakasek SMAN 2 Diduga Tilep Dana beasiswa

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Program Beasiswa Khusus Murid Miskin (BKMM) untuk siswa-siswi SMAN 2 Kota Bima menuai masalah. Sang Wakasek Kesiswaan, Drs. Arifudin dituding telah menggelapkan dana bantuan pendidikan ini dengan modus  membuat data penerima fiktif.

Ilustrasi
Ilustrasi

Awal mula mencuatnya aroma tidak sedap dibalik pendistribusian beasiswa di SMAN 2 Kota Bima berkat laporan Abdul Hafid, S.Pd, salah seorang guru setempat yang menuding tidak semua penerima yang ada dalam daftar mendapatkan beasiswa tersebut. Guru mata pelajaran Bahasa Inggris ini bahkan menuding bahwa data penerima beasiswa yang dibuat oleh Wakil Kepala Sekolah (wakasek) bidang kesiswaan tersebut fiktif adanya.

Kepada Kahaba ia membeberkan, BKMM tahun 2010 lalu sebagian besar tidak disampaikan kepada siswa yang berhak menerimanya. Kalaupun ada yang terima, namun hanya setengah saja. Sisanya, raib entah kemana.

“Saya punya data BKMM yang tahun 2010 lalu. Selain banyak fiktif, uang beasiswa juga banyak tak diterima oleh siswa. Kalaupun ada yang terima, hanya setengahnya saja,” bebernya hari Selasa (25/12/2012).

Menurutnya, indikasi penyimpangan sudah tampak sejak penjaringan siswa-siswi yang kurang mampu. Penjaringan itu dilakukan sendiri oleh Wakasek Kesiswaan tanpa berkoordinasi dengan wali kelas dan serta guru BK yang notabene mengetahui latar belakang ekonomi dan prestasi siswanya.

“Guru-guru yang saya sebutkan itu tim yang akan melakukan ferivikasi. Namun mereka memang tidak diberitahu, bahkan ketika uang itu dicairkan pun tak ada yang mengetahuinya, terlebih siswa sendiri. Intinya penjaringan ini tidak sesuai dengan prosedur,” ungkapnya.

Hafid melanjutkan, data pada tahun itu banyak yang dibuat-buat. Seperti nama orang tua siswa yang tidak sesuai kenyataan. Bahkan ada beberapa nama orang tua siswa yang tertukar dari orang tua lelaki ke orang tua perempuan. “Kami meragukan data tersebut. Semua dibuat untuk kepentingan subyektif mereka,” tegasnya.

Dia menyebutkan, pada tahun 2010 lalu jumlah siswa yang mendapatkan BKMM sebanyak 107 orang. Besarnya beasiswa yang diterima per satu orang siswa per bulan sebanyak Rp65 ribu. “Dikalikan saja Rp65 ribu itu untuk satu orang siswa selama 12 bulan atau satu tahun. Sedangkan besar total beasiswa saat itu kalau tidak salah sebesar Rp85 juta,” sebutnya.

Guru Bahasa Inggris itu menambahkan, yang dibeberkannya itu baru BKMM tahun 2010 lalu. Belum lagi beasiswa lain, dan di tahun berbeda yang juga di duga bermasalah dan tidak tepat sasaran. “Saya melakukan ini karena ingin membersihkan SMAN 2 Kota Bima dari praktek tidak benar semacam itu. Lagi pula banyak guru-guru lain yang mendukung sikap saya ini,” tambahnya.

Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMAN 2 Kota Bima, Drs. Arifudin,  yang dihubungi secara terpisah menampik semua tudingan itu. Ia berpendirian bahwa mekanisme yang telah dilakukan sampai cairnya beasiswa itu sudah prosedural.

“Dari awal sampai penyerahan beasiswa sudah melalui prosedur. Guru-guru juga dilibatkan. Saat uang cair pun, siswa di beritahu di berbagai kesempatan, termasuk saat upacara,” jelasnya.

Ia bahkan akan menunggu kasus yang telah masuk laporannya ke polisi itu disidangkan. “Jika seandainya nanti saya tidak bersalah, saya akan melaporkan kembali Pak Abdul Hafidz dengan siswa yang melaporkan saya ke polisi,” ancamnya. [BK]