Kabupaten Bima, Kahaba.- Sekitar 98 rumah warga Godo yang rusak berat bahkan ada yang rata dengan tanah dan puluhan lainnya rusak ringan menyulut warga menuding polisi dan aparat lainnya melakukan ‘pembiaran’.
Hal ini disampaikan salah satu warga Godo, Junaidin (40) saat aksi pemblokiran seluruh jalan di Godo, Rabu (3/10/2012) pagi ini. Kepada Kahaba, Ia menilai tragedi Godo adalah lahirnya kembali prilaku jahiliyah di zaman modern ini. Tindakan ‘bar-bar’ pelaku pembakaran harusnya dapat diantisipasi oleh aparat keamanan. Namun, terkesan aparat melakukan ‘pembiaran’ hingga massa mampu ‘membumihanguskan’ pemukiman warga Godo itu.
“Aparat hukum seperti polisi maupun TNI harusnya mampu menciptakan rasa aman kepada seluruh warga masyarakat. Namun, kejadian kemarin rasa aman itu hilang dibalik megahnya bintang para perwira polisi dan gegapnya fisik para aparat pengayom rakyak itu,” sorotnya.
Ia melanjutkan, pagi ini, sempat terjadi insiden kecil, pengejaran oleh warga Godo terhadap aparat keamanan yang berjaga-jaga di lokasi kejadian. Dan aparat saat ini masih berada di sebelah timur pemukiman warga.
Dari data yang dihimpun Kahaba, aparat keamanan yang diturunkan ke lokasi yaitu 32 orang personil Kodim 1608, 14 personil Koramil Woha, 100 orang Brimob Polres Bima dan Dompu, dua peleton Dalmas Polres Bima dan satu peleton Kompi-A 742. Sedangkan dari pihak warga Samili dan Kalampa sekitar ribuan orang melakukan pembakaran pemukiman warga Godo, Selasa (2/10) siang kemarin. Jumlah aparat tak sebanding dengan ribuan massa yang diperkirakan mencapai 6.000 hingga 7.000 orang itu. [C*/BM]