Kabar Bima

500 Sumber Mata Air di Bima Hilang, Pemicunya Pembukaan Jalan dan Perambahan

541
×

500 Sumber Mata Air di Bima Hilang, Pemicunya Pembukaan Jalan dan Perambahan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Kepala BKPH Maria Donggo Masa Ahyar mengungkapkan, kondisi mata air di Bima saat ini sudah sangat kritis. Bagaimana tidak, dari data yang dimiliki, 700 lebih sumber mata air di Bima, 500 nya hilang. Sementara yang tersisa, pun terancam.

500 Sumber Mata Air di Bima Hilang, Pemicunya Pembukaan Jalan dan Perambahan - Kabar Harian Bima
Kepala BKPH Maria Donggo Masa Ahyar. Foto: Bin

“Secara umum, mata air yang ada di Kota Bima dan Kabupaten Bima ada sekitar 700 mata air. Saat ini sudah berkurang menjadi 200 sumber  mata air. Sementara kondisi yang 200 ini masih bertahan dengan kondisi terancam,” ungkapnya saat diwawancarai usai menghadiri kegiatan Gerakan Selamatkan Mata Air (Geram), yang diinisiasi oleh KAPAK, di Kelurahan Jatibaru Timur, Senin (24/12).

Menurut Ahyar, pemicu hilangnya mata air yang paling nyata adalah hilangnya fungsi hutan, karena pembukaan jalan baru, kemudian mempercepat terjadinya perambahan kawasan. Lalu adanya SPPT, yang menjustifikasi bagi masyarakat untuk menguasai kawasan. Kemudian, adanya jagung juga menjadi faktor untuk mempercepat perambahan kawasan hutan.

Untuk itu, pihaknya melihat ada 4 isu utama yang harus dihadapi saat ini, pembukaan jalan usaha tani atau jalan ekonomi, perambahan untuk jagung, SPPT di dalam kawasan hutan, dan terakhir pencurian kayu.

“Meskipun pencurian kayu ini minim, tapi 3 yang pertama ini menjadi momok, dan menjadi kerja berat BKPH untuk menanggulangi,” jelasnya.

Ia berharap ke depan, jagung ini bisa dijadikan teman. Menanam jagung sambil melestarikan hutan dan tidak melakukan perambahan. Kendati harus diakui, masyarakat butuh mencari makan dalam waktu yang singkat dan itu tidak bisa dilarang. Tapi prosesnya harus diatur, sehingga masyarakat bisa menanam jagung dan hutan tetap lestari.

Untuk wilayah Maria Donggo Masa, pihaknya memiliki target bahwa selamat tahun 2018 sampai dengan tahun 2019, 5 wilayah yang memiliki sumber mata air harus dijaga dengan baik. Sehingga ada 45 mata air yang harus diperhatikan serius dari kondisi yang memang sudah kritis.

“Ini fokus kerja kita saat ini,” katanya.

Terhadap yang dilakukan KAPAK bersama komunitas lain dalam melestarikan mata air, sangat diapresiasi. Aksi nyata ini harus terus digalakkan dan diikuti oleh semua pihak. (Baca. Air Sumber Kehidupan, KAPAK Inisiasi Gerakan Selamatkan Mata Air)

“Daripada kita lebih banyak berdiskusi dan tidak jelas juntrungannya, lebih baik kita berbuat. Menanam, menjaga hutan dan lingkungan serta merawat sumber mata air,” tambahnya.

*Kahaba-01