Kota Bima, Kahaba.- Naas harus diterima Syafrudin AR, 40 tahun warga lingkungan Wadu Mbolo Kelurahan Dara. Saat bekerja di bagian atap Masjid Baitul Rahim lingkungan setempat, jatuh terkapar dan pingsan dari lantai, setelah disengat listrik. Saat itu juga, pria malang itu dilarikan ke RSUD Bima untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut saksi mata, Abubakar Ua Hafi 60 tahun, saat bekerja ada terpal Atap Masjid terbawa angin dan menyentuh kabel telanjang. Karena kondisinya angin besar dan disertai dengan gerimis, Syafrudin yang memegang Terpal seketika terpental dan dari lantai dua. “Kita kaget setelah melihat Syafrudin terkapar dan pingsan di lantai dasar,” katanya.
Akibat insiden itu, Syafrudin mengalami luka bakar dibagian tangan kanan. Badannya kaku dan pucat. Tidak hanya keluarga, teman-temannya yang juga berada di tempat itu khawatir melihat kondisi pria tersebut.
Menurut dia, kejadian tersebut tidak hanya kali ini saja. Tapi sudah yang ketiga kalinya dan menimpa Syafrudin. Dirinya pun pernah menjadi korban sengatan listrik kabel induk milik PLN tersebut. “Saya juga jadi korbannya,” terangnya, Sabtu (11/1) di RSUD Bima.
Ia mengaku kabel induk yang berjarak sekitar satu meter dari atap Masjid itu sudah beberapa kali dilapor ke PLN, untuk segera dipindahkan. Bahkan, pihaknya mengirim surat ke Pemerintah Kota Bima, karena tak adanya perhatian dari PLN. “Respon PLN saat itu, menyuruh kami minta uang masyarakat sebanyak Rp 35 juta, untuk pemindahan kabel tersebut,” sebutnya.
Lanjutnya, untuk memindahkan kabel itu, masyarakat tidak sanggup mengumpulkan uang sebanyak yang diminta pihak PLN. “Pemindahan kabel tersebut tidak mungkin sebanyak itu. Lagi pula lebih dulu berdiri Masjid dibandingkan Kabel induk. Kami minta pemerintah bisa memperhatikan maslaah ini,” harapnya.
Dokter Fathonah yang dihubungi mengatakan, Syafrudin setelah tiba di RSUD Bima sudah sadarkan diri. Hanya saja, pria yang memiliki tiga orang anak itu mengalami luka bakar di lengan bawah bagian kanan, ukuran 2X3 cm dan luka lecet di lengan kiri bagian atas, 5×3 cm. “Kondisinya masih lemah,” ujarnya.
*BIN