Kabupaten Bima, Kahaba.- Hasil evaluasi pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bima melalui Dialog Terbuka dan Focus Group Discution (FGD) di Aula Kantor Camat Woha, akhir pekan kemarin melahirkan sejumlah rekomendasi. Kegiatan itu digelar Rumah Cita dan Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (Gemas Pis).
“Saat ini kami masih menyusun rekomendasi yang dilahirkan dari diskusi kemarin dan berencana akan menyampaikan ke penyelenggara pemilu,” jelas Direktur Rumah Cita, Muhammad Yunus melalui siara pers, kemarin.
Yunus mengaku, jalannya diskusi berlangsung menarik dan penuh dinamika. Terutama karena adanya keterlibatan kelompok pelajar. Para pemilih pemula ini mengkritisi mengenai sosialisasi pra pemilih dan pemilih pemula. Siswa mengaku saat Pilkada kemarin tidak menerima sosialiasi.
Hanya ada satu sekolah yang diakui menerima sosialiasi dari penyelenggara Pemilu, itupun ketika pemilihan Legislatif. Siswa yang pernah menerima materi dari penyelenggara mengaku penyampaian tidak menarik. Selain itu, pemateri usianya tua dan butuh yang muda.
“Mereka meminta agar fasilitatornya usianya muda, membawa materi sosialiasi lebih atraktif, sehingga siswa mau juga terbuka berdiskusi,” ungkap Direktur Rumah Cita, Muhammad Yunus.
Selain itu kata dia, kelompok pelajar meminta agar KPU membuka Sekolah Pintar Pemilu. Pemutaran film dokumenter Pilkada, sehingga pesan bisa cepat sampai. Dalam menentukan pilihan politiknya pada Pilkada lalu, kelompok pelajar ini mengaku mengikuti arahan orang tua. Meskipun mereka tidak mengetahui visi, misi pasangan calon.
“Kedepan pendampingan untuk pelajar menjadi penting, karena mereka adalah aset pemilih cerdas kedepannya,” ujarnya.
Dialog Terbuka dan Focus Group Discution (FGD) itu menghadirkan Narasumber, Ketua KPU Kabupaten Bima, Siti Nursusila, Anggota Panwaslu, Junaidin, Ketua STKIP Taman Siswa, Ibnu Khaldun, dan Akademisi STKIP Bima, Alvin Syahrin.
*Ady