Kota Bima, Kahaba.- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj secara khusus meminta Pengurus, Kader NU dan Banser berperan aktif untuk menangkal pengaruh paham radikalisme di Bima. Peran dimaksud yakni dalam bentuk mengendalikan masyarakat dan membantu pihak keamanan bila dimintai bantuan. (Baca. Ketua PBNU Berkunjung ke Kota Bima)
“Jangan di depan dan jangan main hakim sendiri. Tetapi kalau Kepolisian minta bantuan, kita harus siap bantu,” kata Kyai Said kepada Kahaba.net saat berkunjung ke Kota Bima, kemarin.
Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menegaskan, semua pihak khusunya umat Islam harus menganggap bahwa terorisme adalah musuh bersama yang harus diperangi. Sebab Agama Islam melarang umatnya untuk melakukan radikalisme dan teror.
“Jelas sekali Al-Qur’an menegaskan, la ikra ha fiddin. Tidak boleh menggunakan cara-cara intimidasi dalam menyiarkan agama,” tegasnya.
Tidak benar kata Kyai Said, kalau kekerasan diajarkan oleh agama. Justru agama itu memberikan solusi ketika masyarakat ada konflik atau ketegangan. Bukan malah dituding sebagai sumbernya konflik.
Selain itu lanjut Kyai Said, tabiat orang timur Indonesia terutama di NTB, aslinya bukan orang yang keras, berbeda dengan orang arab. Maka ketika ada sekelompok orang berpaham radikal, pasti bukan murni pemikiran orang timur.
Doktor Jurusan Aqidah Islam University of Umm Al Quran ini juga mengapresiasi semangat beragama orang Bima dan umumnya NTB sangat tinggi. Selain itu, NTB merupakan daerah propinsi santri yang kuat ke-Islamannya.
Beberapa tokoh Islam dari Bima dan Dompu bahkan diketahuinya banyak yang menimba ilmu Islam di Mekkah, Madinah dan beberapa Negara Timur Tengah lainnya.
“Di NTB, NU-nya juga mayoritas. Karena itu, mudah-mudahan NU-nya makin berperan,” harapnya.
*Ady