Kabar Bima

Warga Ancam Bongkar Pipa Proyek Air Rp9,9 M di Ambalawi

712
×

Warga Ancam Bongkar Pipa Proyek Air Rp9,9 M di Ambalawi

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Proyek pengadaan air bersih di tiga desa di Kecamatan Ambalawi, yakni Talapiti, Tolowata dan Nipa meninggalkan persoalan. Warga memprotes, proyek dengan anggaran fantastis senilai Rp9,9 Miliar ini belum menjangkau semua dusun di tiga tersebut.

Warga Ancam Bongkar Pipa Proyek Air Rp9,9 M di Ambalawi - Kabar Harian Bima
Papan Proyek Pemasangan pipa air bersih di tiga desa di Kecamatan Ambalawi, nilai anggarannya Rp9,9 M. Foto: Istimewa

Seperti dirasakan warga Dusun Tengge I Desa Tolowata. Harapan mereka untuk mendapatkan akses air bersih tidak terwujud karena pemasangan pipa induk yang dilakukan pelaksana proyek tidak sampai ke wilayah mereka.

Hal ini membuat warga kecewa dan mengancam akan membongkar semua pipa yang melalui Desa Tolowata apabila pelaksana proyek tidak melanjutkan pemasangan pipa air ke Dusun Tengge I.

“Kami merasa didiskriminasikan oleh pelaksana proyek, lebih-lebih pihak Cipta Karya selaku PPK dari proyek tersebut,” kata Syarif, warga Tolowata kepada Kahaba.net, Selasa (16/5).

Anggota Persatuan Mahasiswa Tolowata (Permata) ini mengaku, di Desa Nipa telah terpasang pipa induk sampai melewati tugu batas wilayah Desa Nipa dan Desa Mawu hingga ratusan meter. Namun, di Desa Tolowata pemasangan pipa induk tidak menjangkau semua dusun.

Akibat diskriminasi ini kata Syarif, warga Tolowata merasa kecewa dan mengancam jika pemasangan pipa tidak dilanjutkan sampai ke ujung Desa Tolowata sebelah selatan, akan membongkar semua pipa yang melewati Desa Tolowata di sebelah utara menuju Desa Nipa.

“Kami dari Permata dan Ikatan Mahasiswa Ambalawi (IMAWI) akan bergerak untuk mengusut masalah ini, apabila tidak ada kejelasan dari pelaksana proyek,” ancamnya.

Kepala Desa Tolowata, Juardin yang dikonfirmasi wartawan membenarkan pemasangan pipa induk air bersih dengan anggaran Rp9,9 Miliar belum menjangkau Dusun Tengge I Desa Tolowata.

Pihaknya mendapat penjelasan dari pelaksana proyek, tidak dilanjutkannya pemasangan tersebut karena keterbatasan anggaran. Penjelasan itu membuatnya heran karena anggaran yang terpampang di papan proyek di depan kantor desa bernilai fantastis.

“Masyarakat kami sangat kecewa karena pelaksana proyek sampai sekarang belum ada sikap terkait permintaan warga. Kami masih menunggu niat baik mereka,” kata Juardin.

Ia juga membenarkan ada rencana warganya menyuarakan protes, bahkan ingin membongkar pipa air apabila proyek tidak dilanjutkan. Juardin pun mendukung langkah warganya tersebut untuk menuntut keadilan.

*Kahaba-03