Kabar Bima

Untuk Jadi Smart City, Kota Bandung Gunakan 300 Software

365
×

Untuk Jadi Smart City, Kota Bandung Gunakan 300 Software

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung telah menjelma menjadi salah satu daerah percontohan seluruh Indonesia dari berbagai aspek. Salah satu program unggulannya yakni Smart City. (Baca. Ridwan Kamil Teken MoU Smart City dengan Kota Bima)

Untuk Jadi Smart City, Kota Bandung Gunakan 300 Software - Kabar Harian Bima
Walikota Bandung Ridwan Kamil saat menyampaikan sambutan usai penandatangan MoU Smart City dengan Walikota Bima. Foto: Bin

Sebuah konsep pengembangan kota cerdas melalui inovasi berbasis teknologi yang terintegrasi dengan hampir semua program pemerintahan. Program inilah yang memikat hati Pemerintah Kota Bima sehingga harus menghadirkan Walikota Bandung, Ridwan Kamil di Kota Bima.

Menurut Ridwal Kamil atau dikenal dengan Kang Emil, selama 3 tahun telah menggunakan teknologi smart city. Intinya program ini, semua urusan yang semula mengandalkan tulis-tulis sekarang ketik-ketik. Semuanya yang dulunya laporan harus bertemu, sekarang cukup rapatnya via handphone (HP). Dulunya input APBD manual sekarang harus dengan mesin.

“Kami memiliki 300 software. Yang membuat Bandung, rangking kinerja sakitnya dari rangking 2213. Alhamdulillah kami rangking satu nasional hari ini,” ungkap pria yang kini mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2018.

Pemerintah Kota Bandung mengaku, menggunakan teknologi karena sekarang kita hidup di zaman moderen bukan di zaman tahun 1945. Bahkan untuk urusan membayar zakat profesi, Kang Emil mewajibkan ASN menunaikan rukun Islam ketiga itu menggunakan HP karena mengingat tingkat kesibukan orang kota.

Aplikasinya telah disediakan pemerintah tinggal didownload para ASN. Kemudian caranya pun muda, diawali menghitung dengan kalkulator zakatnya berapa, pilih badan amil zakat yang disukai. Ada BAZ, ada Dompet Dhuafa, ada Darut Tauhid dan lainnya. Lalu, pilih bank-nya, kewajiban bulanan membayar zakat penghasilan selesai.

Manfaat positif dari aplikasi ini sangat dirasakan kata Kang Emil. Dulu sebulan ASN Bandung hanya mengumpulkan zakat Rp 400 juta. Itu juga sudah lumayan. Namun, sekarang sebulan mencapai Rp 2,5 miliar.

“Hanya dari kelompok manusia yang namanya Pegawai Negeri Sipil. Jadi yang dulu setahun hanya Rp 6 miliar sekarang naik sampai Rp 30 miliar,” ujarnya.

Di dalam Rp30 Miliar itu, fatwa sudah dikeluarkan. Bisa buat fakir miskin mustahidnya, bisa juga fii sabilillah. Madrasah dan masjid masuk kategori fii sabilillah. “Jadi dana itu InsyaAllah kebaikan warga Bandung akan kami tebar kemanapun, karena harus habis,” lanjutnya.

Urusan lainnya lagi, aplikasi atau software sangat memudahkan komunikasi dan pengawasan kinerja OPD dan ASN. Selama 3 tahun Kang Emil merubah perilaku warga dan ASN dengan ilmu. Ia tahu betul semua orang kalau melapor ke Walikota pasti asal bapak senang.

“Pak selesai, Pak Siap Pak, beres. Sekarang saya tidak gunakan cara verbal lagi. Dulu saya sering dibohongi. Akhirnya saya rubah, kalau melapor ke Walikota harus dengan foto. Buktikan kalau sebelumnya sembrawut, setelahnya bersih. Buktikan kalau sebelumnya kotor, setelahnya bersih,” tutur pria yang kental dengan logat Sunda ini.

Setiap hari, Ridwan Kamil juga mewajibkan 151 lurah, 30 camat dan 20 lebih SKPD untuk memposting pekerjaan-pekerjaannya. Sehingga kalau ada warga yang bertanya, Ia tinggal menyuruh melihat foto-foto.

“Pak Wali apa kerja Pol PP, kamu lihat saja fotonya. Jadi kalau foto tidak bisa dibohongi. Nah, kalau Bapak-Ibu ke Bandung lihat Pol PP selfie dengan Topeng Monyet, itu tugas dari Walikota bahwa harus ditunjukan kinerjanya dengan foto,” katanya sambil berkelakar.

*Kahaba-03