Kabupaten Bima, Kahaba.- Petani di Kecamatan Wera mengeluhkan harga hasil pertanian kacang yang kian anjlok. Dulu, harganya sekitar Rp 700 ribu per karung, kini hanya dapat Rp 500 ribu per karung.
“Harga tahun ini turun drastis dari harga tahun lalu,” ujarnya Junaidin, warga Desa Oi Tui Kecamatan Wera, Selasa (20/3).
Kata Junaidin, jika dihitung-hitung biaya operasional dan modal bertani kacang dengan harga yang sudah turun seperti sekarang, maka petani hanya mendapatkan keuntungan sangat sedikit. Bahkan bisa rugi, jika jenis kacangnya kurang bagus.
Pada musim tanam diakuinya, petani kacang membeli bibit dengan harga Rp 700 ribu. Belum lagi biaya gaji orang yang menanam hingga panen dan obat-obatan.
“Kalau dihitung semua, petani banyak yang akan rugi dengan harga kacang sekarang,” ungkapnya.
Petani desa yang sama Darwis membenarkan harga kacang yang saat ini anjlok. Ia mengungkapkan, untuk sekarang harga kacang beragam. Tergantung pengecer yang membeli.
“Beda pengecer akan beda harganya. Sekarang ada yang beli Rp 500 ribu per karung dan ada juga yang 550 ribu,” sebutnya.
Menurut Darwis, di daerahnya biasanya tidak bisa masuk pembeli yang dari luar, karena akan ditahan oleh pengecer di desa-desa. Sehingga harga kacang hanya tergantung harga beli pengecer di desa.
“Jelas ini merugikan petani kacang,” katanya.
Untuk itu, ia berharap semoga pemerintah bisa menentukan harga kacang. Sehingga tidak mudah dipermainkan oleh pedagang dan pengecer.
“Kontrol juga harga di petani, biar pedagang tidak semena-mena menurunkan harga beli hasil pertanian,” harapnya.
*Kahaba-10