Kabupaten Bima, Kahaba.- Dalam rangka mengantisipasi fluktuasi pasokan dan harga pangan menjelang masa panen jagung musim tanam pertama (MT I) tahun 2025, Bupati Bima Ady Mahyudi memimpin Rapat Koordinasi Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, yang digelar di Ruang Rapat Forkopimda Kantor Bupati Bima, Kamis 22 Mei 2025.
Dalam arahannya, Bupati menegaskan Kabupaten Bima merupakan salah satu daerah sentra produksi jagung nasional, dengan estimasi produksi antara 500 ribu hingga 700 ribu ton per tahun. Karena itu, pengelolaan jagung memerlukan perhatian serius, mulai dari aspek kualitas, harga yang stabil, hingga distribusi yang efisien.
“Sebagai bentuk perhatian pemerintah, saat ini telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung sebesar Rp5.500 per kilogram di tingkat petani. Ini menjadi acuan bagi BUMN pangan, pelaku usaha, dan offtaker dalam membeli hasil panen,” terang Ady.
Hingga pertengahan 2025, produksi jagung baru mencapai 21 persen dari total target sebesar 536.945 ton. Namun, sejumlah tantangan terus membayangi kelancaran distribusi jagung, seperti keterbatasan kapasitas gudang, mahalnya biaya transportasi antarwilayah, dan lamanya antrean di pelabuhan.
Menurut Bupati, rendahnya daya serap pelaku usaha terhadap jagung petani memperbesar potensi gejolak harga dan penumpukan stok. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan distribusi dan logistik yang terstruktur dan terintegrasi.
“Melalui rakor ini, kami berharap lahir solusi konkret dalam menyelesaikan persoalan rantai pasok. Kolaborasi antarinstansi seperti Satgas Pangan, PT Pelindo, KSOP, dan Bulog menjadi kunci agar distribusi jagung berjalan adil, transparan, dan memberikan manfaat nyata bagi petani,” tegasnya.
*Kahaba-01