Kabupaten Bima, Kahaba.- Dampak kekeringan mulai dirasakan lagi sejumlah desa di Kabupaten Bima seiring masuknya musim kemarau tahun ini. Sebagai langkah penanggulangan jangka panjang kekeringan, pemerintah daerah menyiapkan program pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestaris (KRPL).
Program ini masuk dalam 7 poin percepatan penanggulangan kemiskinan di desa yang kini mulai diterapkan Pemerintah Kabupaten Bima bersama Pemerintah Desa. hal ini disampaikan Wakil Bupati Bima Dahlan M Noer saat ditanya langkah pemerintah mengantisipasi dampak kekeringan.
“Inilah mengapa kita rapat koordinasi sekarang. Memang sudah masuk musim kemarau, ketersediaan air semakin berkurang,” kata Dahlan, Senin kemarin.
Langkah penanggulangan kekeringan itu lanjutnya, telah tertuang dalam 7 poin komitmen yang ditandatanginya bersama Wakil Gubernur NTB beberapa waktu lalu. Kemudian ditindaklanjuti melalui pertemuan yang difasilitasi lembaga KOMPAK.
“Sebenarnya, mata air di atas (gunung) itu banyak. Tinggal bagaimana kita mengalirkannya. Nah ini terkait anggaran,” jelasnya.
Kepala Bappeda Kabupaten Bima Muzakkir juga menyampaikan bahwa pengembangan KRPL bisa menjadi solusi jangka panjangan penanggulangan kekeringan di Kabupaten Bima.
“Tinggal sekarang bagaimana SKPD terkait harus memahami itu dan harus prioritaskan. Kemudian ada penyediaan bibit, ketersediaan air melalui sistem perpipaan. Artinya PU dan Pertanian yang punya leading sektor. InsyaAllah kita akan koordinasikan nanti,” kata Muzakkir.
Ia mengakui, kasus kekeringan berulang tiap tahun di Kabupaten Bima. Tantangan tidak maksimalnya penanganan kekeringan karena lokasi titik rawan kekeringan tersebar sehingga tidak bisa ditangani dalam satu kawasan terpadu.
“Sementara keuangan pemerintah daerah juga tidak bisa menjangkau semua. Makanya kita dorong peran dari desa-desa juga untuk berpartisipasi dalam mengantisipasi kekeringan. Dengan cara pengembangan kawasan pangan lestari itu,” tuturnya.
*Kahaba-03